Hidayatullah.com—Menjelang perayaan Paskah, umat Kristen dikagetkan dengan laporan terbaru majalah Newsweek bulan April. Dalam edisi terbarunya, majalah ini menampilkan cover cukup mengejutkan. Dengan judul besar “Forget The Church Follow Jesus” tulisan Andrew Sullivan tersebut menjadi head line utama di majalah tersebut.
Dalam artikelnya, Sullivan menyatakan bahwa agama “Kristen” telah dihancurkan oleh politisi, penginjil dan juga para pendeta. Sullivan mengawali artikelnya dengan pandangannya tentang iman dan Alkitab, kemudian ia menggali lebih dalam kepada “apa yang salah” dengan ke-Kristenan di Amerika.
Dalam artikelnya, Sullivan sepertinya menginginkan Kristen Amerika untuk memisahkan agama dengan kehidupan sosial dan politik di negeri itu.
Menurutnya, Kristen Amerika bereaksi terlalu berlebihan terhadap “moderenitas” yang terjadi, seperti homoseksualitas atau aborsi. Menurutnya Yesus sendiri tidak pernah membicarakan tentang dua hal itu.
Menuju Atheis dan Yoga
Ia juga menjelaskan, bahwa hirarki gereja Katolik kehilangan bagian terbesar kekuasaannya dengan larangan sepihak dari Paus Paulus VI tahun 1968. Bahkan pada dasawarsa terakhir, kekuasaan moril agama itu yang dinilai tinggal sedikit juga sudah menguap akibat kasus-kasus persekongkolan internasional, penyalahgunakan dan kasus pelecehan seksual terhadap anak yang jumlahnya tak terbilang.
Menurut Sullivan dalam artikel tersebut, agama Kristen, kini telah mengalami krisis amat serius yang mengakibatkan banyak orang Amerika memilih Ateis.
“Mengingat krisis ini, tidak mengherankan bahwa segmen keyakinan yang tumbuh paling cepat di kalangan muda adalah Ateisme, yang telah melompat dalam popularitas di milenium baru. Juga tidak mengejutkan bahwa begitu banyak orang berpaling dari agama Kristen yang terorganisasi dan menuju “spiritualitas,” mengkooptasi atau mengadaptasi praktek meditasi atau yoga, atau mengembara sebagai orang Katolik murtad dalam gurun rohani keingin-tahuan.”
Tulisan mendapat reaksi kalangan gereja. Sebagian menilai, Sullivan jelas mewakili pandangan orang luar melihat kekristenan, dan mengartikan apa-apa yang tertulis di Alkitab secara literal.
Tanggapan lain datang dari William Donohue, presiden Liga Katolik untuk Hak Sipil dan Agama di Amerika. Menurut William, Sullivan tak memahami ajaran Katolik dan salah paham.
“Tak ada gereja Katolik yang terobsesi kehidupan seks masyarakat, seperti yang ia tuduhkan. Bukan, orang seperti dia. Dia ingin gereja Katolik tanpa Catholicism. Dan saya ingin gula-gula kapas tanpa rongga,” ujar William Donohue sebagaimana dimuat di Eurasia Review.
Entah apa karena menjelang Paskah sehingga Newsweek mengangkat sosok Yesus dan ke-kristenan. Karena menurut hasil survey, dengan menaruh Yesus di halaman muka majalah dapat meningkatkan oplah sebesar 45 persen.*