Hidayatullah.com—Salah satu anggota keluarga yang menggugat adalah Hasan Nuhanovic,mantan penerjemah Dutchbat, tentara Belanda yang ditugaskan menjaga perdamaian di Srebrenica pada 1992–1995.
Dalam jumpa pers kemarin, Nuhanovic menuduh militer Belanda dan PBB gagal mengamankan ribuan warga muslim Bosnia di Srebrenica dari ancaman militer Serbia.
”Pernah suatu saat orangtua dan adik saya yang berusia 20 tahun diusir tentara Belanda dari kamp penampungan.Padahal, jiwa mereka terancam. Semuanya terjadi tepat di depan mata saya. Bahkan, saya yang menerjemahkan perintah tentara itu kepada keluarga saya,” ujar Nuhanovic.
Sejak keluar dari kamp penampungan itu, Nuhanovic mengaku tidak pernah lagi melihat keluarganya. Sejumlah orang mengatakan,mereka turut menjadi korban pembantaian massal militer Serbia yang saat itu diperintahkan melakukan genosida.
”Mereka (militer Belanda) dan PBB gagal menjalankan tugasnya. Ini harus dipertanggungjawabkan,” ungkap Nuhanovic.
Selain Nuhanovic, keluarga lain yang menggugat adalah Mehida,Damir, dan Alma Mustafic. Seperti halnya keluarga Nuhanovic, keluarga ketiga warga ini juga sengaja diumpankan militer Belanda kepada tentara Serbia.
”Keluarga kami dipaksa keluar kamp penampungan untuk berhadapan dengan tentara Serbia. Ini kejahatan perang yang harus diselesaikan secara hukum,” papar Mustafic yang mengaku kehilangan putra kesayangannya Rizo Mustafic—seorang teknisi listrik yang bekerja di lokasi dekat markas tentara Belanda di Srebrenica.
Belum ada pernyataan resmi dari para hakim yang akan menyidangkan kasus ini. Pihak pengadilan dalam pernyataan tertulis kemarin menyatakan, kasus itu akan disidangkan selama beberapa bulan ke depan. Para analis pesimistis kasus ini akan dimenangkan kubu penggugat.
Tentara Serbia menyerang wilayah Srebrenica secara membabi buta pada akhir 1995. Sebanyak 8.000 warga di sana tewas akibat kebrutalan serdadu Serbia. Sebagian besar korban tewas dikuburkan di sejumlah kuburan massal di perbatasan Srebrenica. Sejumlah saksi mata mengungkapkan, banyak warga Srebrenica yang disiksa sebelum akhirnya dihabisi. [afp/snd/hidayatullah.com]