Hidayatullah.com—Sebuah stasiun televisi satelit Mesir yang sedang dalam masa siaran ujicoba, menimbulkan kontrovers, terkait dengan penampilan penyiarnya yang semuanya bercadar.
Dilansir oleh Al Arabiya (22/5/2012), general manager stasiun televisi Marya, Syeikha Safaa, sebagaimana dikutip berbagai media Mesir menjelaskan bahwa televisinya “eksklusif wanita” dan tidak ada pria yang diperbolehkan mencampuri urusan editorial atau konten program yang akan ditampilkan.
Pemilik stasiun televisi itu, sebagaimana dikutip media, memilih nama Marya merujuk pada nama istri Nabi Muhammad yang melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ibrahim, yaitu Mariyah Al Qibtiyyah.
Menurut Safaa, pemilik stasiun televisi yang merupakan seorang syeikh Salafy bernama Abu Islam Ahmad Abdullah, hanya akan berperan sebagai “konsultan”. Peran itu pun terkait dengan kepakarannya dalam bidang media dan keilmuwan.
Safaa lebih lanjut menjelaskan, manajemen operasional saluran televisi itu akan ditangani oleh staf yang semuanya wanita. Seraya menambahkan bahwa mereka ingin menghilangkan ketidakadilan yang sering diterima oleh para perempuan bercadar yang kerap dimarjinalkan.
Namun, ide menampilkan sosok wanita yang semuanya bercadar di layar televisi itu mendapat tentangan dari sejumlah pihak.
Tarek Habib, seorang veteran pembawa acara di televisi Mesir, dalam wawancaranya dengan Masrawy mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan ide tersebut karena cadar sering dipakai orang untuk melakukan kejahatan.
Menurutnya, penting bagi pemirsa untuk mengetahui jenis kelamin orang yang berbicara di hadapan jutaan pemirsa tersebut.
Aktris Mesir Athar Al Hakim di majalah wanita Majatouki ikut angkat suara.
“Saya memiliki hak untuk mengetahui siap yang berbicara kepada saya di televisi,” katanya beralasan.
“Niqab adalah maslaah keamanan nasional dan itu (cadar) tidak diterima dalam masyarakat Mesir meskipun ada keberagaman agama,” kata artis wanita itu.
Pada 17 Mei lali, pemilik stasiun televisi Marya bersiteru dengan penulis Mesir Nabil Sharf Eddine dalam diskusi di Dream TV.
Sharf Eddine menyebut stasiun televisi Marya sebagai “sebuah saluran televisi setan terkutuk.”
Pemilik Marya membalas dengan menyebut Sharf Eddin sebagai “orang tidak berperadaban.”*