Hidayatullah.com — Kehidupan di negara Barat yang serba bebas membuat banyak orang tua merasa kuatir dengan pendidikan anak anaknya untuk itu, ESQ Eropa mengelar serangkaian pelatihan SQ Parenting di berbagai negara di Eropa. Tidak saja pelatihan Parenting yang mengajarkan dan menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada keluarga tetapi juga pelatihan ESQ lainnya.
Koordinator ESQ Wilayah Eropa , William Satriaputra De Weerd kepada ANTARA London, baru baru ini mengatakan setelah hampir enam tahun berdiri, sejak 16 Mei 2006, ESQ di Eropa telah menjadi salah satu yayasan pelatihan sumber daya manusia yang sangat diminati.
Dikatakannya ESQ merupakan lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan tiga potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Diakuinya selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia.
Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality yang berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang kehilangan makna hidup serta jati dirinya, ujarnya.
Training ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif serta berkelanjutan.
Melalui training ESQ, ketiga potensi manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh, peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna .
Menurut Ketua Pemuda Muslim Eropa itu, sampai dengan saat ini, telah digelar sebanyak 15 pelatihan atau training dengan total alumni 691 orang sementara worldwide lebih dari 1,1 juta orang.
William Satriaputra mengatakan SQ Parenting adalah training Parenting yang mengajarkan dan menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada keluarga yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan di negara Barat.
Diharapkannya dengan ESQ Parenting, orangtua mampu menumbuhkan dan mengelola potensi anak. Selain itu orangtua akan dapat memahami kebutuhan emosi anak dan membantu memenuhi tujuan spiritual kehidupannya, demikian Wakil President Samsung Eropa ini.
Alumni ESQ di Brusel, Asim Ismail Siregar kepada ANTARA mengatakan ESQ adalah puncak kecerdasan spiritual dan mental yang mengajak peserta untuk lebih mengenal Tuhan.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam pelatihan ESQ langsung menusuk jantung kesadaran manusia melalui visualisasi yang logis dan gambling dengan didukung akustik yang canggih.
Serangkaian pelatihan dilakukan ESQ Eropa diantaranya Training Mission Statement & Character Building di gelar di Amsterdam , Belanda baru baru ini yang diikuti 18 peserta.
Sementara pelatihan atau Training Parenting yang diadakan di Brussel, Belgia diikuti 70 peserta dibuka Dubes RI untuk Belgia, Luxemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno.
ESQ Parenting adalah training Parenting yang mengajarkan dan menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada keluarga, diharapkan orangtua mampu menumbuhkan dan mengelola potensi anak.
Sementara di Helsinki Finlandia juga digelar pelatihan Training Basic diikuti 27 orang peserta dan dibuka Dubes RI untuk Finlandia dan Estonia Elias Ginting.
Trainers ESQ khusus didatangkan dari Indonesia untuk memberikan pelatihan di tiga negara adalah Yendra Rahmat Pamungkas dan Didin Sarifudin Komarudin.
Salah seorang peserta Mission & Character Building Angkatan 2 yang diadakan di Amsterdam, Maria Ulfa mengakui bahwa MCB berhasil menggugah hati dan pikirannya.
Sebelum ikut MCB, saya sudah punya visi dan misi, tapi terlalu fokus untuk duniawi. “Alhamdulillah dengan training ini saya dibantu untuk lebih mengarahkan tujuan hidup dan cara hidup di dunia,” ujar Maria Ulfa.
Boekarie Njonopawiro asal Suriname, mengakui ESQ sangat positif dan menjelaskan secara rinci karakter kepemimpinan yang harus dimiliki untuk membangun masyarakat yang berwawasan dan berkepribadian tangguh berdasarkan Qur`an dan hadis.
Sementara itu Ryan Erlana Kanters, pelajar yang berusia 18 tahun mengakui pengalamannya dengan ESQ sangat luar biasa. “Saya tertawa tetapi juga emosi-emosi lain saya rasakan,” ujar gadis belia itu. Namun yang paling mengesankan saya belajar tentang keyakinan dan mengapa kita berada dan siapakah Tuhan kita, ESQ telah mendekatkan saya dengan yang lain melalui “sharing method”.
Novita Ghysens (40) yang menyelesaikan pendidikan S2 – Master of educational science di KU Leuven, Belgia, mengatakan pada saat mengikuti ESQ basic dan parenting di Amsterdam, awalnya besikap skeptis, karena materi yang diberikan pada sesi awal sangat mendasar.
Tetapi setelah menjalani training tiga hari, baru disadarinya bahwa training ini bukan sekedar pendalaman materi mengenai pendekatan spiritual, ujar Novita yang menikah dengan Freddy Ghysens, dan memiliki putri yang berusia lima tahun dan menetap di Belgia selama sembilan tahun. Training ini bagi saya merupakan suatu evolusi dalam meningkatkan kualitas kesadaran dan kecerdasan spiritual dan emosi, ujarnya.
Pertama di Finlandia
Penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan untuk pertama kalinya di Helsinki, dilakukan kerjasama antara Ikatan Masyarakat Muslim Indonesia (IMMI) dan ESQ Belanda serta didukung penuh KBRI Helsinki.
Jajaran bangku lipat telah terisi penuh oleh para peserta training ESQ di Helsinki, Finlandia, yang duduk rapih menunggu di depan pintu masuk menuju Aula KBRI Helsinki. Keingintahuan masyarakat Indonesia di Finlandia tentang training ESQ Basic Character Building I nampak tersirat di wajah-wajah antusias peserta.
Ada peserta berdatangan sendirian, berpasangan dan anggota keluarga, dimana sebagian besar berdomisili di sekitar kota Helsinki dan juga dari tetangga Finlandia.
Udara pagi yang lumayan sejuk dengan suhu 10 derajat Celcius tidak menyurutkan peserta datang lebih awal dan memastikan tidak tertinggal “kereta dakwah” demi mendengar percikan atau tumpahan ayat-ayat Al-Quran yang dipandu trainer profesional Kang Yendra dan Kang Aldyn dari ESQ LC Jakarta.
Salah seorang peserta H. Azinur An, mengungkapkan Training ESQ merupakan bentuk dakwah ilmiah karena memaparkan kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui Al-Quran dan terbukti di zaman modern.
Selain itu, training ini bermanfaat sebagai pengingat diri dan membangun masyarakat dan negara. Yang terpenting, kita diajarkan bahwa hakekat manusia adalah sebagai hamba Allah dan tunduk kepada Allah SWT, ujarnya.
ESQ is fun !! Nggak cuma nangis-nangisan tapi juga diselingi dengan permainan yang seru dan mendidik, ujar Rachmawati, peserta lainnya.
Sementara itu Rahmi Rahmani mengakui baginya pelatihan hari pertama sedikit jenuh, tetapi memasuki hari kedua (terakhir) saya menemukan makna training ini yaitu mengajarkan kita untuk lebih bersyukur kepada Allah.
Kurniawati sangat terkesan dengan materi dan permainan mendidik yang disajikan selama training. Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat bagi mereka yang tinggal di luar negeri dan berharap menjadi kegiatan rutin.
Pasangan Asep Rusmana dan Aning Rusmana mengatakan sulit dilukiskan dengan kata, namun sangat berkesan dan meninggalkan kesan mendalam bagi anggota keluarga yang ikut training dan berharap training ini dapat diadakan kembali.
“Bahkan anak saya berulang kali mempraktekkan di rumah ucapan dan gerakan yang diajarkan trainer yaitu “ambil yang baik, buang yang buruk dan ciptakan barang baru”, ujarnya.
Ketua IMMI Helsinki Ayu Abusamah mengatakan peserta memandang dakwah seperti ini perlu diadakan sebagai siraman rohani dan pencerahan bagi kehidupan pribadi dan masyarakat dalam mendekatkan diri pada Allah SWT bagi mereka yang menetap di luar negeri khususnya di Eropa.*