Hidayatullah.com—Seorang profesor universitas di Australia mengatakan bahwa sekolah-sekolah Kristen mengajarkan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai masyarakat kepada para siswanya. Demikian dilansir Christian Post (30/5/2012).
Profesor Marion Maddox, direktur riset sosial di Universitas Macquarie, Australia, berpendapat bahwa sekolah-sekolah Kristen tidak hanya gagal untuk memberikan pendidikan yang penuh, tetapi juga memaksakan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai sekuler yang diusung oleh negara Australia.
Maddox mengkhawatirkan jumlah siswa sekolah Kristen yang terus bertambah dalam dekade terakhir. Sebab menurut Maddox, “banyak kasus di mana guru dipecat, atau siswa dikeluarkan karena perilaku seksual mereka, yang mana hal itu [pemberhentian guru/siswa] tidak diperbolehkan oleh undang-undang jika mereka berada di sekolah negeri.” Terlebih lagi, imbuh Maddox, sekolah-sekolah Kristen itu juga menikmati uang tunjangan dari pemerintah dan katanya mengusung kebebasan beragama.
Maddox mengambil contoh, seorang guru hamil di luar nikah dikeluarkan dari Sunshine Christian College karena diangap melanggar “perjanjian untuk mengikuti gaya hidup” Kristen, yang ditandatangani oleh guru wanita itu sebelum dipekerjakan.
Pendidikan di sekolah Kristen juga dinilai menyedihkan, karena mengajarkan murid tentang Teori Penciptaan. Dan sekolah Kristen “mengajarkan kepada warga negara (Australia) bahwa hukum Tuhan lebih penting daripada hukum (negara).”
Namun jurubicara Kantor Pendidikan Katolik membantah apa yang dikatakan Maddox.
“Sebagian orang berpikir bahwa sekolah-sekolah Katolik tidak mengajarkan materi tertentu dari kurikulum,” kata John Phelan. “Apa yang kami ajarkan adalah kurikulum yang sekarang, tetapi ditambah dengan memasukkan nilai-nilai Kristen didalamnya.”
Sebagaimana dilansir Brisbane Times, statistik menunjukkan hampir 40 persen siswa sekolah menengah Australia bersekolah di swasta.*