Hidayatullah.com—Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan, pada akhir dekade ini empat dari sepuluh lulusan universitas di dunia berasal dari China dan India.
Dilansir BBC (11/7/2012), OECD mengatakan bahwa pada tahun 2020 jumlah lulusan perguruan tinggi di Asia akan melebihi lulusan di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Lulusan perguruan tinggi (PT) China yang berusia 25-34 tahun diperkirakan naik menjadi 29% dari jumlah total lulusan PT di seluruh dunia yang mencapai 204 juta pada tahun 2020.
Sementara India mencapai 12%, atau lebih tinggi dari Amerika Serikat yang diperkirakan hanya menelorkan lulusan sebanyak 11%.
Indonesia juga masuk dalam perkiraan OECD, di mana jumlah lulusan dari negara ini akan mencapai 6% dari total lulusan PT di seluruh dunia tahun 2020. Angka itu satu persen di bawah Rusia (7%) dan lebih tinggi dari jumlah lulusan di Jepang (4%).
Angka lulusan pendidikan tinggi itu dianggap cerminan dari kinerja ekonomi, tulis BBC.
Meskipun jumlah lulusan PT Amerika Serikat disalip China dan India, tidak berarti jumlah lulusa perguruan tinggi di negara itu turun. Jumlahnya tetap naik, namun kalah banyak dibanding kedua negara Asia itu.
Para lulusan PT China dan India sekarang tidak lagi mencari pekerjaan di sektor manufaktur murah.
Mereka terjun sebagai profesional di sektor teknologi yang selama ini banyak diisi oleh lulusan dari kelas menengah negara-negara Barat.
Sejak akhir Perang Dunia II, perguruan tinggi di Amerika Serikat, Eropa barat, Jepang, dan Rusia menjadi penyumbang terbesar jumlah total angka lulusan PT dunia.*