Hidayatullah.com–Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Izet Rasyq menegaskan gerakannya mengecam serangan terhadap kaum Muslimin Rohingya di Myanmar dan berlannjutnya pembersihan etnis terhadap mereka.
Dikutip Palestine Info Centre (PIC) hari Ahad (28/10/2012), Rasyq menyatakan gerakannya menyampaikan solidaritas untuk kaum Muslimin di Myanmar dan menyerukan tindakan resmi dan rakyat baik di dunia Arab, dunia Islam dan internasional untuk menghentikan perang terhadap kaum Muslimin dan pembersihan mereka di Arakan.
Dia juga menyerukan kampanye bantuan global yang bersifat mendesak untuk menyelamatkan para korban di Myanmar. Kepada kaum Muslimin Rahingya Rasyq mengatakan, “Kepada saudara-saudara kami kaum Muslimin di Myanmar, kami katakan bahwa darah kalian adalah darah kami, sakit kalian adalah sakit kami dan luka kalian adalah luka kami.”
Bentrok Idul Adha
Jumat (26/10/2012) lalu, bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Qurban, ribuan warga Rohingya diyakini kabur dengan menggunakan kapal ke laut akibat bentrok yang berlangsung di enam kota. Lebih dari 67 orang tewas akibat kekerasan yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam Myanmar. Para pemimpin Muslim di Mymanmar mengaku tak merayakan lebaran Idul Adha kali ini karena alasan keamanan.
Akibat bentrok Jumat, 67 orang dinyatakan tewas. Voice of America (VOA) mengestimasikan, bentrok Jumat pagi menyebutkan korban tewas lebih dari 100. Namun data ini dibantah jurubicara negara bagian Rakhine, U Win Myaing. Kepada VOA Siaran Burma, ia mengatakan jumlah korban jiwa jauh di bawah angka itu.
PBB sebelumnya memperingatkan bahwa program reformasi negara itu terancam akibat kekerasan komunal yang berlanjut antara kelompok lokal Budha dan Muslim Rohingya.
Menurut catatan PBB, lebih dari 22 ribu jiwa di Myanmar yang sebagian besarnya adalam umat Islam telah meninggalkan daerah mereka karena pembantaian baru yang dilakukan orang-orang Budha dan sekitar 4665 rumah telah dihancurkan.*