Hidayatullah.com—Pimpinan oposisi Suriah Salim Idriss hari Selasa (28/5/2013) memperingatkan kelompok bersenjata Syiah asal Libanon, Hizbullah, agar menghentikan agresinya ke Suriah dengan membantu rezim Bashar al-Assad.
“Jika serangan Hizbullah di wilayah Suriah tidak dihentikan dalam waktu 24 jam, maka kami akan mengambil semua tindakan guna memburu Hizbullah, bahkan sampai ke neraka,” kata Idriss memberitahukan Presiden Libanon Michel Sleiman, Sekjen Liga Arab Nabil Al-Arabi dan Sekjen PBB Ban Ki-moon, saat diwawancarai televisi Al-Arabiya.
Idriss yang memimpin Dewan Tertinggi Militer Tentara Pembebasan Suriah (FSA) itu mengatakan bahwa dirinya tidak peduli dengan semua pernyataan yang pernah dia buat sebelumnya, jika FSA harus bertindak untuk menghentikan Hizbullah.
“Saya tidak lagi bisa menahan-nahan para pejuang FSA,” imbuhnya tanpa menjelaskan lebih lanjut tindakan apa kiranya yang akan dilakukan pasukan oposisi Suriah untuk mengusir Hizbullah.
“Kami menjadi sasaran genosida yang dilakukan oleh Hizbullah,” kata Idriss.
“Saya berharap semua pihak akan memaklumi Tentara Pembebasan (Suriah) karena melakukan pembalasan,” lanjutnya.
Hizbullah yang mendapat dukungan dari Iran, negara sekutu terdekat rezim Syiah Alawi pimpinan Bashar al-Assad, mengirimkan hampir 1.700 personelnya ke kota Qusayr sejak lebih dari satu pekan lalu guna membantu rezim Suriah melakukan serangan ke wilayah yang dikuasai oposisi Suriah itu.
Awalnya, Hizbullah masuk ke Suriah dengan dalih mempertahankan 13 desa yang berbatasan dengan Libanon, tempat di mana banyak warga Syiah tinggal. Hizbullah juga berdalih ingin menyelamatkan makam Sayyidah Zainab yang dianggap keramat oleh para penganut Syiah sedunia.
Namun akhirnya, Hizbullah terang-terangan menyatakan membantu dan mendukung penuh rezim Bashar al-Assad, yang merupakan penganut Syiah Alawi.*