Hidayatullah.com—Perdana Menteri Ali Zeidan memperingatkan rakyat Libya akan kemungkinan intervensi negara-negara asing, jika negara mereka masih saya mengalami kerusuhan.
“Masyarakat internasional tidak bisa mentoleransi sebuah negara di Timur Tengah yang menjadi sumber kekerasan, terorisme dan pembunuhan,” kata Zeidan dikutip AFP lansir Al-Arabiya (10/11/2013).
Dengan mengambil contoh Iraq, Zeidan menentang intervensi pasukan asing di Libya.
Zeidan mengatakan, Libya masih menjadi subyek dari resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memperbolehkan komunitas internasional melakukan intervensi untuk melindungi rakyat sipil.
Sejak pemimpin Libya Muammar Qadhafi disingkirkan dan dibunuh oleh kelompok-kelompok pemberontak dengan bantuan pasukan NATO, negara itu hingga saat ini mengalami gangguan keamanan dari kelompok-kelompok bersenjata.
“Rakyat harus turun ke jalan … dan mendukung tentara dan polisi,” ujar Zeidan.
Pada bulan Oktober sebuah kelompok bersenjata menculik Zeidan dari hotelnya di Tripoli dan kemudian dibebaskan setelah ditawan beberapa jam.
Pekan belakangan, serangkaian serangan bersenjata menguncang Tripoli. Polisi tidak luput jadi target.
Hari Jumat (8/11/2013) tentara Libya mengumumkan bahwa mereka tidak dapat lagi membiarkan pelanggaran keamanan dan pasukan khusus diterjunkan ke berbagai daerah di seluruh penjuru ibukota berpenduduk 1 juta jiwa itu.*