Hidayatullah.com—Angkatan Laut Amerika Serikat hari Kamis (21/11/2013) mengumumkan pencopotan jabatan seorang kapten terkait skandal suap yang menjerat sejumlah pejabat militer lainnya.
Kapten David Haas (45) dicopot dari jabatannya sebagai wakil komandan Coastal Riverine Group One dan “sementra waktu” dialihkan tugas ke unit Expeditionary Training Group.
“Keputusan untuk mengalihkan tugas Haas diambil berdasarkan dugaan terkait ‘penyelidikan kriminal’ atas kontraktor pertahanan Glenn Defense Marine Asia (GDMA),” kata AL Amerika dikutip AFP.
GDMA yang berbasis di Singapura dituding pihak berwenang federal menyediakan pelacur dan uang demi mendapatkan kontrak pengadaan barang di kapal-kapal perang Amerika. Leonard Francis, CEO GDMA berkewarganegaraan Malaysia, didakwa menyuap para pejabat angkatan laut dan pemerintah Amerika.
Haas, yang dicopot dari jabatannya pada 15 Nopember, tidak menjelaskan perannya dalam skandal suap yang meluas dan terburuk dalam sejarah angkatan laut Amerika itu.
Haas adalah perwira AL Amerika keenam yang menjadi tersangka dalam kasus suap itu. Tiga orang sudah didakwa, dan dua lainnya yang berpangkat laksamana telah diberhentikan.
Haas, bersama beberapa perwira lainnya yang terkait dengan kasus itu, bekerja di Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat yang berbasis di Yokosuka, Jepang, dengan tugas mengawasi puluhan kapal perang AS di wilayah Asia.
Jaksa federal menuduh para pejabat angkatan laut tersebut membocorkan rute kapal-kapal perang AS kepada Francis dan mengalihkan kapal-kapal tersebut ke pelabuhan-pelabuhan tertentu sesuai permintaan bos GDMA itu.
Francis, yang dipanggil “Fat Leonard” oleh pejabat angkatan laut AS yang mengenalnya, dituduh membengkakkan tagihan makanan, bahan bakar, air dan barang kebutuhan di kapal lainnya kepada pemerintah Amerika
Salah seorang perwira menengah angkatan laut yang menjadi terdakwa, Letkol Jose Luis Sanchez (41), muncul dalam sidang uang jaminan pembebasan sementara dari kurungan hari Rabu (20/11/2013) di pengadilan San Diego. Hakim federal menetapkan uang jaminan $100.000 dan mewajibkan pria itu memakai alat pelacak GPS.
Sanchez didakwa menerima jasa pelacur, wisata mewah dan uang $100.000 sebagai imbalan perlakuan khusus dan bocoran informasi rahasia kepada GDMA.*