Hidayatullah.com–Para anggota parlemen Amerika mengumumkan pembentukan kaukus untuk memperjuangkan hak kelompok Ahmadiyah.
Kaukus ini akan memperjuangkan hak penganut Ahmadiyah di Pakistan, Indonesia, Arab Saudi dan negara-negara lain, demikian dikutip BBC.
Perwakilan Partai Republik Frank Wolf mengatakan seperti dikutip kantor berita AFP, Amerika tidak bisa tinggal diam melihat apa yang dialami oleh kelompok Ahmadiyah yang sering menghadapi serangan di sejumlah negara.
Pembentukan kaukus ini diumumkan Jumat (28/02/2014) kemarin di Amerika.
Pada hari yang sama, di Amerika juga dibentuk Kaukus Muslim Ahmadiyah untuk mewakili sekitar 15.000-20.000 pengikut di Amerika Serikat.
Jumlah pengikut Ahmadiyah di Amerika ini termasuk kecil bila dibandingkan dengan hampir 3.000.000 umat Islam yang tinggal di Amerika.
“Kami berbicara pada tingkat global untuk siapa saja yang dianiaya karena keyakinan mereka,” kata Naseem Mahdi wakil presiden Komunitas Ahmadiyah AS seperti dikutip the Washington Times.
Sementara itu, Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) mendukung langkah parlemen Amerika ini. Ketua Keamanan Nasional JAI Deden Sujana optimis pembentukan Kaukus tersebut akan sangat berguna bermanfaat bagi penganut Ahmadiyah di Indonesia.
“Masalahnyakan gini, apakah itu akan menjadi persoalan dengan pemerintah kita atau tidak. Kenapa Palemen Amerika peduli? Karena Ahmadiyah di Amerika sangat dihargai. Anggota Ahmadiyah itu bersosialisasi dan bertoleransi dengan masyarakat Amerika, ” ujar Ketua Keamanan Nasional Ahmadiyah Deden Sujana dikutip KBR68H.
Seperti diketahui, Pakistan menetapkan Ahmadiyah sebagai non-Muslim tahun 1974.
Jika sikap parlemen Amerika ini membuat kaukus untuk membela serangan pada Ahmadiyah, faktanya agak berbeda dengan kisah serangan terjadi pada kaum Muslim oleh penganut agama tertentu, sebut misalnya di Rohingya dan di Palestina.
Konflik menahun yang sudah mulai terjadi semenjak abad 18 ini membuat status etnis minoritas Rohingya masih dianggap imigran ilegal, dianiaya, didzamili di negerinya sendiri. Sama seperti warga Palestina yang dijajah oleh Yahudi hampir 66 tahun, tetapi tak membuat negeri Paman Sam itu bisa bersikap.*