Hidayatullah.com–Catatan milik negara Amerika Serikat yang tidak lagi dianggap sebagai rahasia mengungkapkan bahwa para pimpinan lembaga intelijen negara itu menggunakan ratusan Nazi sebagai mata-mata dan informan setelah Perang Dunia II.
Para pejabat Central Intelligence Agency (CIA) disebutkan menggunakan orang-orang dari bekas musuhnya untuk membantu mengalahkan Uni Soviet pada masa Perang Dingin, lapor BBC Selasa (28/10/2014).
Akademisi-akademisi yang mempelajari dokumen itu mengatakan bahwa Amerika Serikat sedikitnya menggunakan 1.000 bekas anggota Nazi sebagai mata-mata atau informan.
Sebagian dari mereka bahkan bekas pejabat tinggi di Partai Nazi, dan direkrut sebagai mata-mata untuk Amerika Serikat di wilayah Eropa.
Mantan pejabat SS Otto von Bolschwing, yang dikabarkan menulis panduan kebijakan tentang bagaimana cara meneror Yahudi, disewa CIA untuk menjadi mata-mata di wilayah Eropa setelah Perang Dunia II.
CIA disebutkan memindahkan Von Bolschwing dan keluarganya ke New York pada tahun 1950an sebagai hadiah atas loyalitasnya kepada Amerika Serikat.
Kolaborator Nazi Aleksandras Lileikis, yang disebut-sebut berkaitan dengan pembantaian ribuan Yahudi di Lithuania, direkrut oleh Amerika Serikat sebagai mata-mata di Jerman Timur dan kemudian dipindahkan ke Boston.
Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa CIA berusaha turun tangan ketika Lileikis menjadi target penyelidikan kasus kejatahatan perang.
Dokumen yang dulunya rahasia itu juga menunjukkan bahwa J Edgar Hoover, yang menjabat sebagai direktur FBI dalam kurun waktu lama, tidak hanya menyetujui penggunaan para bekas anggota Nazi sebagai mata-mata, tetapi dia juga menyangkal keterlibatan mantan anggota Nazi itu dalam kejahatan perang yang disebutnya sebagai propaganda Soviet.
Pengungkapan dokumen itu dilakukan satu pekan setelah laporan investigasi Associated Press menemukan bahwa pemerintah Amerika Serikat memberikan uang kepada puluhan Nazi tersangka pelaku kejahatan perang sebanyak jutaan dolar lewat program Social Security (jaminan sosial) setelah memaksa mereka meninggalkan Amerika Serikat.
Pemberian uang itu dilakukan dengan memanfaatkan celah hukum. Departemen Kehakiman Amerika Serikat kemudian mengatakan bahwa pembayaran uang jaminan sosial itu diberikan kepada para individu yang melepaskan kewarganegaraan Amerika-nya dan meninggalkan Amerika secara sukarela.*