Hidayatullah.com–Setiap tahun rata-rata 100 warga Arab Saudi yang melanjutkan sekolahnya di Amerika Serikat diusir dari negara itu karena berbagai alasan, kata atase kebudayaan Saudi di Washington.
Muhammad Al-Issa mengatakan kepada koran Al-Hayat, Ahad (26/10/2014), para mahasiswa itu diusir antara lain karena melanggar peraturan imigrasi, konflik pernikahan, kasus pemalsuan, hingga masalah depresi dan etika.
Menurut Al-Issa banyak mahasiswa yang tidak memahami tentang kebijakan keimigrasian dan sebagian dari mereka pindah universitas atau perguruan tinggi tanpa memberitahukan pihak imigrasi atau atase kebudayaan. Masalah itu yang menjadi faktor utama diusirnya mereka dari Amerika.
“Ketika seorang mahasiswa mengubah tempat studinya tanpa memberitahukan pihak imigrasi atau konsulat, maka beasiswanya akan langsung dibatalkan dan mereka akan dipulangkan ke Kerajaan,” jelas Al-Issa dikutip Saudi Gazette.
Masalah konflik dalam pernikahan menjadi penyebab kedua terbanyak.
“Masalah ini terjadi karena pasangan menikah itu masih muda dan mereka mendapati dirinya hidup di lingkungan yang berbeda,” kata Al-Issa.
Atase kebudayaan itu mengatakan, sejumlah mahasiswa mengalami depresi karena mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan masyarakat yang sama sekali berbeda dengan negara asalnya.
Terkait mahasiswa yang diusir karena masalah etika, Al-Issa menjelaskan bahwa pihak atase memulangkan dua orang mahasiswa Saudi karena menjadikan isu jihad sebagai guyonan.
Sementara itu atase kebudayaan di Beijing memulangkan lima mahasiswa Saudi yang belajar di sebuah universitas di China, setelah mereka ketahuan memalsukan laporan akademiknya.*