Hidayatullah.com–Enam orang yang dikurung Amerika Serikat di penjara Guantanamo telah tiba di Uruguay.
Mereka dikurung oleh Amerika Serikat selama 12 tahun tanpa ada proses hukum sama sekali.
Awal tahun ini Uruguay mengatakan bersedia menerima mereka, yang terdiri dari 4 warga Suriah, 1 Tunisia dan 1 Palestina, dengan alasan kemanusiaan.
Presiden Jose Mujica menyebut mereka sebagai korban “penculikan yang keji.”
Pentagon menyebutkan identitas keenam orang itu sebagai Abu Wa’el Dhiab, Ali Husain Shaaban, Ahmed Adnan Ajuri dan Abdelahdi Faraj dari Suriah, Muhammad Abdullah Taha Mattan dari Palestina, serta Adel bin Muhammad El Ouerghi dari Tunisia.
Dalam pernyataannya pemerintah Uruguay mengatakan bahwa keenam orang itu telah dibawa ke sebuah rumah sakit militer untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Seorang penagacara untuk Abu Wa’el Dhiab (43 tahun) mengatakan bahwa kliennya megucapkan terima kasih atas kebaikan negara Amerika Selatan yang bersedia menerimanya.
“Menurutnya ini (Uruguay) adalah rumah,” kata Cori Crider pengacara dari organisasi peduli HAM Reprieve kepada Associated Press dikutip BBC Senin (8/12/2014), seraya menambahkan bahwa kliennya ingin segera berkumpul dengan istri dan anak-anaknya lagi.
Saat masih di dalam penjara Guatanamo Dhiab melakukan aksi mogok makan guna memprotes penahanannya.
Ramzi Kassem pengacara yang mewakili Faraj juga memuji kebijakan Presiden Mujica.
Mujica sendiri pernah dikurung selama lebih dari 10 tahun dalam penjara yang keras selama militer berkuasa tahun 1970an hingga 1980an.
Sebenarnya bulan Maret lalu Uruguay sudah bersedia menampung keenam orang tersebut, namun diundur hingga Nopember usai pemilu presiden.
Mujica bersedia menerima kedatangan para tahanan Guantanamo itu meskipun ada jajak pendapat pada bulan Oktober yang menyebutkan 58% masyarakat menentang kebijakan itu. Dia tidak khawatir melaksanakan keputusannya sebab yang orang yang terpilih untuk menggantikannya sebagai presiden pada Maret 2015 adalah Tabarez Vasquez, rekan satu partainya.*