Hidayatullah.com—Ratusan pengungsi asal Suriah tampak tinggal di tempat terbuka di kota tujuan wisata Bodrum di selatan Turki.
Di daerah pesisir pantai Bodrum, sebuah kota wisata di Provinsi Mugla, para pengungsi Suriah terlihat tinggal di taman-taman di daerah yang biasa menjadi tempat jalan-jalan santai para pelancong.
Sementara penduduk asli setempat merasa iba terhadap mereka, namun warga Turki juga khawatir kehadiran para pengungsi yang hidup menggelandang di tempat umum itu akan merusak citra pariwisata daerahnya.
“Kami datang dari Suriah. Tolong bantu kami,” bunyi salah satu tulisan dalam bahasa Inggris yang dipasang pengungsi Suriah di dekat kopor dan tikar tempat tidur mereka.
“Kalian menyebut kami pengemis. Kami bukan pengemis. Kami dalam pelarian (menyelamatkan diri)!” kata Zainab, salah satu pengungsi.
“Kami tiba di Turki menyelamatkan diri dari Aleppo satu bulan lalu. Kami tinggal sebentar di kamp pengungsian di selatan di Provinsi Mardin. Namun, kondisi kamp itu buruk. Kami kemudian menuju Istanbul untuk mencari kerja, tetapi kami tidak berhasil bertahan di sana. Kami kemudian di bawa ke sini dari terminal bus [di Istanbul],” kata Zainab.
Tiga pengungsi Suriah, bernama Kiraz, Emel dan Muhammad, mengatakan mereka baru saja tiba di Bodrum dari Tal Abyad dan melewati perbatasan di Provinsi Gaziantep.
“Orang-orang baik memberi kami makan dan minum, tetapi mereka tidak bisa mempekerjakan kami sebab mereka tidak punya jaminan sosial di Turki,” kata ketiganya seperti dikutip Hurriyet Selasa (23/6/2015).
Delapan warganegara Suriah dari suku Turkmen berasal dari Aleppo tiba di Bodrum awal bulan Mei lalu. Mereka berharap bisa mendapatkan pekerjaan. Tetapi belum berhasil dan terpaksa hidup menggelandang di sebuah taman dekat marina sepanjang Jalan Neyzen Tevfik.
“Pemerintah setempat harus mengambil tindakan untuk menampung mereka,” kata Bulent Senol, seorang pemilik bar di Bodrum.*