Hidayatullah.com—Tidak kurang 2.000 orang berkumpul di luar gerbang Downing Street hari ini sebagai protes terhadap sikap Perdana Menteri Inggris David Cameron yang menerima Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Para demonstran menilai, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu adalah ‘Penjahat Perang’ dalam kasus operasi militer penjajah Israel di Jalur Gaza tahun lalu.
Sejumlah warga Inggris, meliputi politikus dan aktivis hari Rabu (09/09/2015) –bertepatan dengan kedatangan Benyamin Netanyahu di London– menggelar aksi demonstrasi di Downing Street.
Sejumlah tokoh penting Inggris menyampaikan orasinya menuntut penangkapan Netanyahu karena kejahatan perang dan mereka juga mendukung hak serta kehormatan bangsa Palestina.
Di antara tokoh tersebut yang berasal dari anggota parlemen, Ketua Kampanye Solidaritas Palestina (PSC) Hugh Lanning, dan tokoh Yahudi pro keadilan bagi bangsa Palestina.
Hugh Lanning, yang ikut berbicara mengatakan kehadiran Netanyahu adalah adalah aib bagi Perdana Menteri Inggris apalagi menyambut seorang penjahat perang ke London.
Richard Cooper, tokoh Yahudi pro keadilan bagi warga Palestina di aksi demo ini mengatakan, Dewan Yahudi adalah dewan yang besar dan Netanyahu tidak memilik hak menyeru warga Yahudi untuk condong ke Israel.
Mereka menolak kunjungan Netanyahu dan membawa spanduk anti Netanyahu. Pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk bertuliskan “Pengungsi Masuk, Netanyahu Keluar!”
Sebuah petisi yang ditujukan pada pemerintah dan parlemen Inggris menyerukan penangkapan terhadap Benyamin Netanyahu saat ia tiba di London telah menerima lebih dari 100.000 tanda tangan.
Hari Rabu, Netanyahu terbang ke London untuk kunjungannya selama dua hari, mencakup pertemuan dengan David Cameron dan anggota parlemen Inggris lainnya.
Sebelum naik pesawat ke London dari Israel, Netanyahu mengatakan ia akan memperingatkan tekanan Eropa atas Israel yang disebutnya sebagai negara ‘benteng melawan Islam radikal di Timur Tengah’.
“Dalam pembicaraan ini saya menjelaskan satu hal: Eropa perlu mendukung Israel, tidak menekan Israel dan tidak menyerang Israel, tapi mendukung Israel, yang merupakan satu-satunya perlindungan sejati Eropa memiliki di Timur Tengah terhadap lonjakan ekstrimis Islam,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis Newsweek.