Hidayatullah.com—Sejumlah pemimpin dunia hari Kamis (5/11/2015) mengemukakan pernyataan yang saling bertentangan perihal bagaimana pesawat penumpang maskapai Rusia jatuh di Mesir belum lama ini.
Pesawat penumpang Metrojet atau Kogalymavia A321 pada 31 Oktober terbang dari kawasan wisata Sharm El-Sheikh di pesisir Laut Merah, Mesir, menuju St. Petersburg, Rusia. Sesampainya di atas wilayah Sinai, pesawat itu jatuh sehingga menewaskan 217 penumpang dan 7 awak pesawatnya. Di antara mereka terdapat 17 penumpang anak. Seluruhnya adalah warganegara Rusia.
Menurut otoritas Rusia, pesawat itu gagal mengontak pengawas lalu lintas udara Siprus yang seharusnya dilakukan 23 menit setelah lepas landas, dan menghilang dari pantauan radar.
Menyusul kabar jatuhnya pesawat tersebut, kelompok bersenjata berbasis di Sinai, yang merupakan simpatisan ISIS, mengklaim bertanggungjawab atas jatuhnya pesawat Airbus itu.
Namun, klaim itu dibantah oleh Rusia dan Mesir.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan Washington menganggap “sangat serius” tentang kemungkinan pesawat itu jatuh karena bom yang diledakkan teroris, lapor Euronews.
Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang sedang menjadi tuan rumah bagi Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi dalam lawatan yang sudah direncanakan sebelum insiden itu, mengatakan melihat meningkatnya kemungkinan terdapat bom di dalam pesawat.
Namun, Al-Sisi mendesak Cameron agar tidak tergesa-gesa dan menunggu laporan resmi hasil penyelidikan sebelum membuat kesimpulan.
Pihak Rusia yang sependapat dengan Mesir mengatakan bahwa penyebab jatuhnya pesawat seharusnya tidak menjadi bahan spekulasi sampai penyelidikan tuntas.
Rusia berulang kali mengatakan bahwa pihaknya menampik teori yang menyebutkan perihal bom sebagai penyebab jatuhnya pesawat itu.*