Hidayatullah.com—Seorang hakim di Amerika Serikat menjatuhkan hukuman mati atas seorang pria pendukung supremasi kulit putih, karena membunuh tiga orang di dua pusat kegiatan warga Yahudi.
Frazier Glenn Miller Jr, 74, tahun lalu menarget tempat-tempat tersebut di Kansas. Hakim memberinya hukuman mati dengan cara disuntik, lapor BBC Rabu (11/11/2015).
Thomas Kelly Ryan, hakim distrik Johnson County, berkata, “Upayamu untuk mengundang kebencian terhadap komunitas ini [Yahudi, red], mendatangkan teror ke komunitas ini, telah gagal.”
Miller menanggapi vonis hakim itu dengan teriakan, “Hidup Hitler!” sebelum akhirnya digiring keluar ruang sidang.
Miller dinyatakan bersalah dalam dakwaan melakukan satu pembunuhan berat, tiga percobaan pembunuhan, serta sejumlah dakwaan penyerangan dan kepemilikan senjata.
Miller, yang juga dikenal dengan nama Frazier Glenn Cross, membela dirinya sendiri selama persidangan tanpa bantuan pengacara.
Dia mengaku membunuh William Corporon, 69, dan cucu laki-lakinya Reat Griffin Underwood, 14, di luar Pusat Komunitas Yahudi di Overland Park, Kansas.
Terri LaManno, 53, juga dibunuhnya di luar sebuah panti jompo Yahudi.
Miller kepada juri mengatakan bahwa dia sudah mengetahui akan divonis hukuman mati, dan dirinya tidak peduli dengan hukuman apa yang akan diberikan hakim.
Miller mengaku termotivasi membunuh orang-orang Yahudi sebelum dirinya wafat, karena mereka terlalu berkuasa.
Sebelum melancarkan aksi penembakan tersebut, Miller dikabarkan mendirikan sejumlah kelompok supremasi kulit putih dan dua kali mengajukan diri untuk menduduki jabatan di kantor publik.
Hukuman mati masih diberlakukan di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat.
Namun, pada saat yang sama pemerintah Amerika Serikat kerap memprotes dan mengecam hukuman mati yang diberlakukan di sejumlah negara Islam, seperti Arab Saudi, dengan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Washington bahkan menyebut biadab pemerintahan Taliban, yang digulingkannya di Afghanistan tahun 2001, karena menerapkan hukuman mati.
Meskipun termasuk kelompok minoritas, namun Yahudi di Amerika Serikat memiliki posisi lobi yang sangat kuat. Bukan rahasia lagi bahwa setiap presiden Amerika Serikat yang terpilih, selalu mencari restu dari komunitas Yahudi baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.*