Hidayatullah.com—Presiden Prancis Francois Hollande hari Senin (16/112015) mengatakan akan mengambil tindakan anti-teror yang keras terhadap kelompok ISIS, serta mengintensifkan serangan bom di Suriah, dalam pidatonya di parlemen.
Dilanssir AFP, dalam sidang luar biasa majelis rendah dan tinggi parlemen Prancis di Versailles, Hollande menyebut serangan hari Jumat di ibukota oleh sejumlah orang bersenjata dan pelaku bom bunuh diri itu sebagai “tindakan perang … yang diputuskan dan direncanakan di Suriah, dipersiapkan dan diorganisir di Belgia (dan) dilakukan di tanah kita …”
“Kepentingan untuk menghancurkan Daesh (ISIS) … mencakup seluruh masyarakat internasional,” kata Hollande kepada anggota-anggota parlemen Prancis, yang diliputi suasana emosional kuat seiring dengan lantunan lagu kebangsaan La Marseillaise usai pidato presiden.
Pidato Hollande itu bersejarah bagi Prancis, sebab itu adalah yang kedua kalinya dilakukan di depan rapat luar biasa gabungan kedua majelis di parlemen dalam kurun waktu lebih dari 150 tahun.
Dalam kesempatan itu pula, Hollande mengumumkan perpanjangan keadaan darurat negara hingga tiga bulan ke depan, serta pembukaan penerimaan personel baru untuk kepolisan dan kehakiman dalam rangka membantu melumpuhkan terorisme sebanyak 8.500.
Lebih dari 100 orang telah dikenai tahanan rumah, 23 orang ditangkap dan 31 senjata disita, menurut keterangan Mendagri Bernard Cazeneuve seperti dikutip AFP (16/11/2015).
Ahad malam lalu, pesawat-pesawat Prancis kembali melakukan serangan udara di Suriah atas kelompok ISIS dengan gencar.
Perburuan atas Salah Abdeslam, 26, yang langsung ditetapkan sebagai salah satu pelaku serangan oleh aparat terus dilakukan.*