Hidayatullah.com–Arab Saudi baru-baru ini memulai latihan perangnya, termasuk di dalamnya lima simulasi perang, di Teluk Arab dan Selat Hormuz, rute minyak paling penting di dunia.
Kapal perang, speedboat, pesawat angkatan udara, angkatan laut dan pasukan khusus angkatan laut merupakan beberapa artileri yang difokuskan selama pelatihan tersebut.
Berdasarkan beberapa laporan, Arab Saudi mengatakan bahwa angkatan laut mereka merupakan yang ketiga terkuat di wilayah Timur Tengah setelah Turki dan Israel, demikian dikutip laman saudigazette.com.sa, Jumat (07/10/2016).
Didirikan pada tahun 1950an, angkatan laut Arab Saudi berperan besar dalam perang Teluk kedua ketika mereka dapat membantu negara tetangganya Kuwait dalam menghalau serangan pasukan darat Iraq.
Akhir-akhir ini, angkatan laut Saudi telah digunakan untuk melindungi perbatasan maritim dan pelabuhan penting Saudi dari serangan milisi pemberontak Syiah al Houthi (Hautsyi).
Dan berencana memperbesar kekuatannya dengan mengikutsertakan kapal selam buatan Jerman yang mereka beli dari Prancis sebagai ujung tombak militer laut mereka.
Jika dibandingkan dengan angkatan laut Iran, Arab Saudi masih jauh lebih kuat dikarenakan kapal pengawal mereka tidak dapat dideteksi dengan radar dan memiliki pertahanan yang tepat. Kapal perang Iran yang terakhir dibeli dan didisain pada 1970-an serta mencontoh kapal pengawal sekelas Moudge dan Alvand.
Arab Saudi memiliki tiga kapal perang tipe Al-Riyadh yang telah dimodifikasi dari kapal perang Prancis tipe La Fayette.
Secara keseluruhan kapal itu dapat mengangkut 4.725 ton, dipersenjatai dengan delapan MBDA Exocet MM40 Block II misil darat-ke-darat (SSM), dua sistem peluncuran misil vertical berisi delapan sel dari Eurosam (MBDA and Thales) Aster 15 misil darat-ke-udara (SAM), meriam utamanya Oto Melara 76 mm/62 Super Rapid sementara terdapat empat tabung Torpedo 533 mm di buritan.

Arab Saudi memiliki sembilan kapal patroli tipe Al-Sadiq yang dibuat di Amerika Serikat (Peterson Builders, Sturgeon Bay, Wisconsin). Dapat memuat 495 ton dan dipersenjatai empat misil darat-ke-darat Harpoon, satu Meriam OTO 76 mm, satu rudal anti kapal Phalanx CIWS 20 mm, dua meriam 20 mm, satu mortar 81 mm, dua peluncur granat 40 mm, dua empat tabung torpedo triple 12,75 inci.
Sedangkan Iran memiliki dua angkatan laut independen dengan rantai komando paralel.
Angkatan laut yang biasa bernama Angkatan Laut Republik Islam Iran (IRIN) sementara sayap angkatan laut kedua milik Garda Revolusi. Keduanya memiliki fungsi tumpang tindih dan wilayah tanggung jawab, tetapi berbeda terkait bagaimana mereka dilatih dan dipersenjatai, menurut RealClearWorld, berita dan komentar terdepan mengenai berita global.
Tiga kapal penghancur Iran berumur lebih dari 50 tahun dan disimpan di pangkalannya di Bushehr.
Kebanyakan dari persenjataannya yang disuplai dari Barat mereka beli pada masa Shah dan tidak pernah diperbarui.
Baru-baru ini, pemerintah Iran telah memperoleh persenjataan baru dari Rusia, China dan Korea Utara.
Meskipun menandatangani perjanjian nuklir dengan Amerika Serikat dan negara berkuasa lainnya agar dapat mencabut sanksi ekonomi, Iran telah menciptakan ancaman lebih baru-baru ketika mereka melakukan pawai persenjataan pada akhir bulan lalu.
Di pelabuhan Bandar Abbas di Teluk, angkatan lautnya mempertunjukkan 500 kapal, serta kapal selam dan helikopter pada pawai yang menandai Invasi Iraq pada tahun 1980.*/Nashirul Haq AR