Hidayatullah.com—Iraq mengatakan bahwa pengerahan pasukan asing apapun di wilayahnya tidak dapat terlaksana tanpa persetujuan dari pemerintah.
Pernyataan Perdana Menteri Iraq itu menanggapi pengumuman oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter bahwa AS akan mengerahkan pasukan “khusus” ke Iraq guna membantu melawan kelompok ISIS.
“Kami tidak membutuhkan pasukan tempur darat di tanah Iraq,” kata PM Haider Al-Abadi, Selasa (1/12/2015) seperti dikutip Aljazeera.
“Pemerintah Iraq menegaskan bahwa operasi militer apapun atau pengerahan pasukan asing apapun –khusus atau bukan– di mana pun di Iraq tidak dapat terlaksana tanpa persetujuan dan koordinasi serta penghormatan penuh terhadap kedaulatan Iraq.”
Berbicara kepada House Armed Services Committee di parlemen AS, pimpinan Pentagon itu berkata, “Dalam koordinasi penuh dengan pemerintah Iraq, kami mengerahkan sebuah specialised expeditionary targeting force untuk membantu pasukan Iraq dan pasukan Kurdi Peshmerga, dan juga memberikan tekanan lebih atas ISIL [ISIS],” kata Carter hari Selasa.
“Operator-operator khusus Amerika (kesatuan militer AS di lapangan, red) memiliki kemampuan unik yang membuat mereka dapat melipatgandakan kekuatan. Mereka akan membantu kita mengumpulkan informasi intelijen berharga di lapangan, lebih memperkuat serangan udara kita, dan di atas itu semua, memungkinkan pasukan-pasukan lokal merebut kembali wilayahnya yang dikuasai oleh ISIL.”
Carter menambahkan bahwa pasukan khusus itu nantinya juga akan dapat ikut ambil bagian dalam pertempuran di Suriah, di mana Washington telah mengumumkan pengiriman sekitar 50 balatentara operasi khusus.
Dari ibukota AS reporter Aljazeera Rosiland Jordan mengatakan berapa jumlah pasukan tambahan yang akan dikirim itu belum diketahui.
“Kami belum mengetahui berapa banyak pasukan yang akan dikerahkan,” kata Jordan. “Pemerintah Iraq ingin pasukan AS membantu mereka dalam upaya mengenyahkan ISIL dari wilayahnya.”
“Di Suriah, Presiden AS sudah menyetujui rencana pengiriman pasukan khusus, tetapi dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dan hal itu yang membuat Assad marah sejak serangan udara koalisi dilancarkan lebih dari setahun lalu.”
Sementara itu di Inggris, hari Rabu ini parlemen akan melakukan pemungutan suara guna menentukan apakah kerajaan itu akan ikut mengirimkan pasukan tempur untuk memerangi ISIS di Iraq dan Suriah.*