Hidayatullah.com—Departemen Luar Negeri Filipina hari Rabu mengeluarkan pernyataan sikap menyesalkan terjadinya insiden penembakan kepada ulama sekaligus penulis buku asal Saudi, Syeikh Dr Aidh al Qarni.
Departemen Luar Negeri dikutip AFP menyesalkan terjadinya insiden penembakan pada malam 1 Maret 2016 di Western Mindanao State University, yang akhirnya hanya melukai Dr. Aid Al-Qarni dan Atase Kedutaan Saudi atase agama Turki Assaegh.
“Kami berdoa untuk pemulihan cepat dari Dr. Al-Quarni dan Syeikh Assaegh,” demikian bunyi Departemen Luar Negeri Filipina dikutip AFP.
“Kami terus memantau situasi dengan cermat dan percaya bahwa pihak berwenang setempat di Zamboanga City melakukan investigasi menyeluruh atas serangan ini, “ ujarnya.
Sebelum kejadian penembakan pada Al-Qarni, enam warga negara Yaman ditangkap dengan dugaan merencanakan aksi serangan teror di Asia Tenggara, termasuk Filipina, menyusul ketegangan antara Arab Saudi dan Iran yang meningkat sebagai akibat dari pengeksekusian 47 orang pada 2 Januari lalu, termasuk pimpinan Syiah Nimr al Nimr, demikian menurut sejumlah dokumen yang ditunjukkan laman Manila Bulletin (MB), 28 Februari 2016 kemarin.
Enam warga negara Yaman itu disebutkan merupakan bagian dari Garda Revolusi Iran, sebuah kelompok yang bertugas mengawasi pembajakan atau pengeboman pesawat Saudi Arabian Airlines.
Warga negara Yaman diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri (DFA) itu adalah Mohammad Ibrahim Al Muayyad, Ahmad Hassan Al-auf Bahbah; Ahmad bin Abdullah Aljarmouzy; Ismail Ahmad Al Jarmouzy; Ali, Mehr Ali dan Hassan Al Maousoye.
Ali dikatakan sebagai salah satu yang berafiliasi dengan Hizbullah di Libanon yang berafiliasi Syiah-Iran.
Tapi menurut urusan catatan imigrasi sejauh ini, terduga teroris belum mendarat di negara tersebut.
“Kami tidak mau ambil risiko. Komunikasi terus-menerus kita koordinasikan dengan berbagai instansi kami dan rekan-rekan kami di luar negeri,” kata sumber tersebut kepada Manila Bulletin.
Seorang sumber terpisah mengatakan kepada Manila Bulletin, bagaimanapun, petugas bandara tampaknya menganggap ancaman tersebut ringan saja karena tingkat keamanan transportasi penerbangan sipil masih tetap pada level 1.
Dalam surat tertanggal 28 Januari, pensiunan Laksamana Amable Tolentino, Kepala Unit Intelijen dan Keamanan Departemen Luar Negeri, mengatakan mereka menerima catatan secara lisan dari Kedutaan Arab Saudi bahwa sebuah tim yang terdiri dari 10 orang, termasuk 6 warga negara Yaman, berencana untuk membajak atau membom pesawat Saudi Arabian Airlines.
Tolentino mengatakan bahwa enam terduga teroris telah berangkat ke Asia Timur melalui Turki pada dua penerbangan yang berbeda.
“Ini menandakan kemungkinan bahwa operasi tersebut akan diluncurkan di Asia Tenggara, kemungkinan besar di Malaysia, Indonesia, dan Filipina,” tulis Tolentino dalam surat tersebut.
“Itu berarti rencana tersebut diduga telah mencapai stadium lanjut,” tambahnya.
Tolentino mengatakan, Kedutaan Saudi telah meminta “langkah-langkah keamanan yang diperlukan” termasuk pengetatan prosedur pemeriksaan untuk penumpang yang bepergian dengan pesawat Saudi Arabian Airlines.
Sebuah memdia Filipina, philstar, belum lama ini menyatakan enam dari teroris telah diidentifikasi dan pihak berwenang dipercaya berangkat ke melalui Turki pada dua penerbangan terpisah.
Plot teror mungkin akan diluncurkan di Asia Tenggara, kemungkinan besar di Malaysia, Indonesia atau Filipina, kata sebuah sumber media tersebut.
Atas kejadian penembakan ini, pemerintahan Filipina Pemerintah Filipina akhirnya membentuk gugus tugas gabungan untuk menyelidiki serangan yang melukai Syeikh Aidh al Qarni di sebuah universitas di selatan kepulauan ini.
Polisi dan personel militer akan membuat Gugus Tugas Investigasi Khusus WMSU (Western Mindanao State University), tempat dimana Syeikh Dr Aidh bin Abdullah al-Qarni, tertembak.
Baca: Filipina Bentuk Gugus Tugas Gabungan Pasca Penembakan Syeikh al Qarni
Sementara itu, Selasa malam, ulama yang rajin menulis banyak buku ini sudah kembali ke tanah airnya dengan pesawat khusus.
Baca: Dijemput Pesawat Khusus, Aidh al Qarni Kembali ke Saudi
Pemerintah Filipina mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama karena mereka terjadi di sekolah-sekolah, yang zona damai dipertimbangkan.
Sementara itu, media Saudi menjelaskan, Aidh al Qarni ulama dan penulis yang memiliki lebih dari 12 juta pengikut di Twitter.
Dalam bukunya “Kebangkitan Islam,” seorang peneliti Prancis Stephane Lacroix mengatakan, al-Qarni diantara “penghotbah yang sangat popular di Saudi”.
Nama al-Qarni sempat masuk diantara sejumlah ulama Saudi yang masuk list kelompok ISIS sebagaimana pernah dimuat di majalahnya Dabiq, dalam sebuah artikel berjudul “Bunuh Imam kufur.”
Mereka yang masuk daftar dindilai sebagai ulama yang telah murtad, karena ikut menyerukan perlawanan terhadap ISIS.*/ Karina Chaffinch