Hidayatullah.com–Para aktivis Iran menandatangani petisi yang diselenggarakan oleh kampanye #sorrysyria atau “#عفوا_سوريا” dimana mereka menyatakan tidak bertanggungjawab dan berlepas diri dari kejahatan yang dilakukan oleh rezim Iran di Suriah berupa pembunuhan massal, pengusiran penduduk yang mengakibatkan jutaan pengungsi tunawisma, pembaikotan yang menyebabkan kelaparan massal dan berbagai penghancuran dan penistaan kemanusiaan super sadis lainnya.
“Kami sangat malu dan amat menyesalkan berbagai derita rakyat Suriah yang benar-benar dizalimi dan terluka. Sudah bertahun-tahun dunia – baik dari Barat maupun dari Timur- menyerang Suriah yang seperti tidak punya tempat untuk berlindung,” demikian pernyataan para aktivis dalam tanda-tangan petisinya.
Para aktivis Iran itu juga menegaskan bahwa “sudah menjadi kewajiban kami untuk mengumumkan kepada dunia bahwa kami tidak bersalah dalam masalah ini, apa yang dilakukan negara kami berupa perang membunuh-bunuhi ribuan rakyat Suriah secara massal demi mendukung rezim Basyar bukanlah pekerjaan kami sebagai rakyat Iran yang sama sekali tidak berperan apa- apa dalam menentukan sikap politik pemerintahan Iran terkait Suriah,” seperti dilansir oleh akhbar-alkhaleej, Jumat (30/12/2016).
Para aktivis mengutuk dengan sangat berbagai keputusan resmi pemerintah Iran yang mereka sebut sebagai bagian dari kezaliman besar dunia dan ketidakadilan global. Sebagaimana para aktivis juga meminta maaf dengan serius, seperti yang tercantum dalam teks petisi.
Aleppo, Kota Para Ulama Ahlus Sunnah yang akan jadi ‘Kota Syiah”?
Tercatat bahwa para aktivis gerakan #sorrysyiria mayoritasnya berasal dari oposisi reformis atau dari “Gerakan Hijau” Iran yang pada September 2015 pernah meluncurkan kampanye -yang belum pernah terjadi sebelumnya -untuk mengutuk keterlibatan rezim Teheran dengan kejahatan rezim Bashar al Assad di Suriah, dan mencurahkan kemarahan mereka pada dukungan keuangan dan militer Iran yang diberikan kepada rezim tirani Suriah.
Pada kampanye 2015 itu juga para aktivis mengecam dukungan dana dan militer yang diberikan Iran kepada rezim Basyar Al-Assad.
Pada kampanye #sorrysyiria ini juga ditegaskan “Bashar Al-Asad adalah diktator Suriah, begitu juga dengan sekutu asing yang ikut mendukung Bashar, termasuk Rusia dan Iran. Mereka dinilai biangkerok utama tragedi kemanusiaan yang memilukan yang terjadi di Suriah”.
Dalam pernyataannya, kampanye ini mengajak rakyat Iran untuk bersolidaritas dengan rakyat Suriah, dan menegaskan bahwa “sudah seharusnya rakyat Iran, para aktivis politik dan masyarakat sipil yang independen untuk menyatakan pandangan berbeda mereka demi mendukung tuntutan rakyat Suriah untuk mencapai perdamaian abadi, menjunjung tinggi martabat manusia dan menjaga prinsip-prinsip hak asasi manusia”.
Dalam Tiga Hari, Sumbangan Warga Saudi untuk Suriah Tembus 780 Miliar
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada penutup, #sorrysyiria menegaskan: “Kami ingin mengubah pendekatan terkait kebijakan Iran di Suriah, dengan tetap memenuhi hak-hak rakyat Suriah dan sikap bertanggung jawab para pihak dalam menangani masalah Suriah. Kami meminta untuk mengakhiri konflik brutal di negeri Suriah. Oleh karena itu dukungan militer dan dukungan keamanann serta dukungan dana Iran untuk rezim diktator Suriah harus segera diakhiri, dan penerimaan pemerintahan transisi tanpa Bashar al-Assad akan membuka jalan untuk menghentikan kekerasan di Suriah”.
Tercatat, sejak awal revolusi rakyat Suriah tahun 2011, Iran ikut campur dalam mendukung – secara militer- rezim Bashar Al-Asad. Kemudian Iran mengirim sejumlah besar ‘mesin-mesin pembunuh’ berupa tentara bayaran yang diambil dari milisi Syiah dari berbagai Negara, termasuk para pengungsi dari Afganistan, selanjutnya mengirim Garda Revolusi Iran (IRGC), pasukan paramiliter “Basij” Iran, plus milisi-milisi Syiah Hizbullah Lebanon yang merupakan ujung tombak Bashar al Asaad di lapangan dalam perang melawan rakyat Suriah.*/Kivlein Muhammad