Hidayatullah.com–Pengadilan Mesir hari Selasa mencantumkan mantan bintang sepak bola Mesir Mohamed Aboutrika dengan tuduhan ‘teroris’ hanya karena memberi kontribusi kepada gerakan Islam, Al Ikhwan al Muslimun.
Pemerintah Mesir mengklaim Aboutrika telah membiayai gerakan Ikhwan, organisasi yang oleh rezim Al-Sisi ditetapkan sebagai ‘teroris’ sejak kudeta berdarah tahun 2013.
Berdasarkan undang-undang antiterorisme 2015 yang ditetapkan Presiden Abdul Fattah Al-Sisi, setiap individu yang terdaftar sebagai ‘teroris’ di Mesir, dilarang bepergian dan semua asetnya akan disita.
Dilaporkan, setelah undang-undang itu diberlakukan, seluruh aset Aboutrika telah dibekukan. Ia tidak boleh bepergian ke luar negeri dan paspornya terancam dinonaktifkan.
Pengacara Aboutrika , Muhammad Utsman, mengaku belum mengetahui detail terkait hal ini. Akan tetapi, pihaknya menegaskan akan melawan putusan tersebut.
“Kami akan mengajukan banding terhadap keputusan ini,” katanya kepada Alarabiya.
Anggota Ikhwan, Abdul Mun’im Abdul Maqsud, mengungkapkan bahwa pemerintah Al-Sisi telah memasukkan sebanyak 1502 anggota Ikhwan dalam daftar ‘teroris’. Aboutrika termasuk dalam daftar tersebut.
Aboutrika adalah salah seorang pemain sepak bola Afrika yang paling cemerlang dalam generasinya, pernah mendukung pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammad Mursi, menjadi presiden pada tahun 2012.
Mursi kemudian menjadi presiden pertama yang dipilih dalam Pemilu. Kemenangannya menandai kali pertama Mesir menggelar pemilihan presiden secara demokratis. Namun, tak lama berselang, angkatan bersenjata Mesir menggulingkannya. Organisanya, Ikhwanul Muslimin dinyatakan terlarang dan banyak anggotanya ditangkapi.
Ikhwanul Muslimin Jordan Bidik Peran Lebih Besar Pemilu Mendatang
Aboutrika merupakan pemain gelandang tim nasional sepak bola Mesir. Dia sempat membawa harum nama Mesir dalam turnamen piala Afrika. Dia juga pernah mendapat penghargaan pemain terbaik Mesir.
Pembekuan atas aset Aboutrika masih berlaku meskipun dua perintah pengadilan memerintahkan supaya ditarik.
Dalam sebuah wawancara dengan Koran Al-Ahram pada Mei 2015, Aboutrika menyangkal perusahaan maupun mitranya pernah membiayai gerakan Islam tersebut.*