Hidayatullah.com—Turki meminta pihak-pihak Negara yang memutuskan hubungan dengan Qatar mengadakan dialog dan mengatakan negaranya siap meredam perseteruan Negara Arab yang memboikot Qatar.
“Hal itu merupakan sebuah perkembangan yang sangat membuat sedih kami semua,” ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada para wartawan. “Mungkin terdapat beberapa masalah antar negara tetapi dialog harus diberlakukan pada setiap situasi,” katanya dikutip Arabnews.
Sementara Kepala Komite Parlemen Iran yang terkait hubungan luar negeri dan keamanan nasional Alaeddin Boroujerdi mengatakan Washington membuat kebijakannya intervensi yang dapat menyebabkan perpecahan diantara negara-negara Muslim.
“Intervensi negara-negara asing, seperti Amerika Serikat, tidak dapat menjadi solusi bagi permasalahan regional.”
Senada dengan Iran, mengomentari keputusan sejumlah negara Arab itu, pemerintahan Kremlin mengatakan hari Senin bahwa merupakan kepentingan Rusia untuk membangun situasi “yang stabil dan damai” di Teluk.
Baca: Bahrain, Arab Saudi, UEA dan Mesir Putuskan Hubungan dengan Qatar
Sedangkan Menteri Luar Negeri India mengatakan negaranya tidak akan menerima dampak dari beberapa negara Teluk yang memutuskan hubungan diplomatic dengan Qatar.
“Tidak ada penentangan mengenai ini bagi kami. Ini merupakan masalah internal GCC (Dewan Koordinasi Teluk). Perhatian kami hanyalah mengenai warga India di sana. Kami sedang mencari jika ada warga India yang terperangka di sana,” Sushma Swarai mengatakan pada wartawan.
Sementara itu, sejak krisis ini bermula, beberapa maskapai penerbangan dengan mengumumkan pemberhentian semua penerbangan dari dan menuju Qatar berlaku mulai Selasa pagi hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Saudi Arabian Airlines, yang dikenal juga sebagai Saudia, perusahaan angkutan UEA Emirates, Etihad, Flydubai dan Arabia Air semua mengumumkan mereka akan menunda penerbangan ke Doha. Mesir menyusul dengan mengumumkan mereka akan menunda semua hubungan udara dengan Qatar.
Baca: 100 Juta Dollar Kembali Digelontorkan Qatar Untuk Gaza
Qatar Airways juga mengatakan di situs resminya bahwa mereka telah menunda semua penerbangan ke Arab Saudi. Keputusan pemutusan hubungan itu terjadi setelah pada akhir Mei para hacker meretas kantor berita pemerintah dan mempublikasikan apa yang Qatar sebut sebagai komentar palsu dari emir Qatar mengenai Iran dan Israel. Negara-negara Teluk Arab merespon hal itu dengan memblokir media Qatar, termasuk jaringan satelit berita Aljazeera.
Sebelumnya, pasca kedatangan Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah, beberapa negara Islam serta Arab telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.
Pertama yang melakukan langkah ini adalah Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab. Keempat Negara ini merupakan yang pertama mengumumkan bahwa mereka akan menarik pegawai diplomatik dan berencana untuk menutup jalur laut dan udara ke negara itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dilakukan melalui Agensi Pers Saudi (SPA), Arab Saudi mengatakan tentara Qatar akan dari tarik dari wilayah perang di Yaman.
Qatar merupakan bagian dalam Koalisi Arab yang memberikan dukungan pada pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansyour Hadi dalam perang melawan milisi pemberontak Syiah dukungan Iran, al Houthi dan para sekutunya.
Baca: Lieberman: Boikot terhadap Qatar Kesempatan untuk Perangi “Teroris”
Sementara itu pakar terorisme internasional dari Singapura, Professor Rohan Gunaratna mengatakan, tindakan Arab Saudi dan empat sekutunya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dilihat sebagai langkah yang kurang wajar.
Dengan memberikan alasan Qatar menyokong tindakan terorisme dan aktivitas ekstremisme, negara-negara berkenaan sepatutnya membawa isu tersebut ke meja perundingan dan melakukan sesuatu untuk membujuk Qatar agar menolak faham ektremis secara total.
“Arab Saudi perlu berhati-hati dalam membuat tuduhan bahawa negara lain terlibat dalam menyokong terorisme,” ujar professor dalam bidang studi keamanan di The S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technology University, Singapura ini.*/Nashirul Haq AR