Hidayatullah.com–Universitas Kairo memecat empat profesor setelah mereka didakwa menghadiri sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Gerakan Al Ikhwan al Muslimun di Jerman, tulis Quds Press.
Mereka adalah Profesor Ahmed Helmi Mahmoud, Ahmed Fathi Darwish, Ismail Abdel Syafii dan Amro Mahmoud. Namun mereka membantah tuduhan tersebut dan bersikeras tidak ada hubungannya dengan gerakan tersebut.
Sejak Jenderal Abdul Fatah Al-Sisi merebut kekuasaan dari seorang presiden yang terpilih secara demokratis, Dr Mohamad Mursi pada tahun 2013, penguasa Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok terlarang, semua asetnya disita dan aktifisnya dipenjara.
Baca: Ikhwanul Muslimin: Jenderal al Sisi hanya Akan Merusak Demokrasi
Mei 2017 lalu, pasukan keamanan pemerintah kudeta Mesir juga telah menembak mati delapan anggota Ikhwanul Muslimin, dengan alasan diyakini sebagai militan.
Diantara yang ditembak mati adalah seorang pemimpin Ikhwanul Muslim yang terkenal, Helmi Saad Masri.
Pemantau hak asasi manusia (HAM) mengatakan, rezim Al-Sisi telah sewenang-wenang membunuh anggota dan pendukung organisasi itu, dengan menciptakan cerita bohong seolah terjadi tembak menembak.
Baca: Rezim Al-Sisi Bunuh Delapan Anggota Ikhwanul Muslimin Mesir
Bahkan, mereka mengklaim, beberapa yang dibunuh itu ditangkap terlebih dahulu sebelum ditembak, demikian tulis Reuters.
Sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Profesor Ismail mengatakan dirinya pergi ke Jerman pada bulan Juli untuk mengikuti konferensi ilmiah dan mendapat dukungan dari mantan Universitas Kairo Universitas Jaber Nassar.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Yayasan Alexander von Humboldt yang mempromosikan kolaborasi akademis antara ilmuwan dan ilmuwan terkenal dari Jerman dan luar negeri.
Namun, rektor baru universitas tersebut, Mohamed Othman Al-Khasht, memecat keempat profesor tersebut, dengan mengatakan bahwa dia akan membersihkan universitas dari pengaruh Ikhwanul Muslimin.*