Hidayatullah.com—Tim jaksa penuntut mengupayakan hukuman mati bagi Nguyen Xuan Son, bekas chairman PetroVietnam. Son merupakan salah satu dari puluhan pejabat yang dituduh terlibat kasus korupsi yang merugikan negara hingga $69 juta.
Bekas chairman perusahaan minyak negara Vietnam itu terancam hukuman mati dalam sejumlah kasus, termasuk kesalahan pengelolaan keuangan dan penggelapan aset, kata Kementerian Keamanan Publik Vietnam hari Rabu (13/9/2017) seperti dilansir Deutsche Welle.
Son adalah satu dari 50 lebih pejabat perbankan dan energi di Vietnam yang menjalani persidangan kasus korupsi.
Sebelum ini, jaksa sudah menuntut hukuman seumur hidup salah satu pendiri perusahaan kredit terbesar Vietnam Ocean Group, Ha Van Tham. Taipan itu menghadapi sejumlah dakwaan, mulai dari penggelapan dana hingga penyalahgunaan wewenang, menurut Kejaksaan Agung Vietnam. Puluhan staf Ocean Group juga dapat divonis penjara selama bertahun-tahun terkait peran mereka dalam skandal itu.
Dalam kasus korupsi di PetroVietnam yang berkaitan dengan Ocean Group, pihak berwenang menemukan sejumlah pelanggaran.
-Tahun 2009, perusahaan minyak milik negara itu menguasai saham senilai $35 juta di Ocean Bank, yang tergabung dalam Ocean Group.
-Pejabat-pejabat eksekutif Ocean Bank dituduh menyerahkan sekitar $69 juta dalam bentuk bunga, yang tingkat bunganya melebihi dari ketentuan bank sentral, kepada lebih dari 50.000 individu dan sekitar 400 perusahaan.
-Tiga dari perusahaan-perusahaan yang menikmati dana itu merupakan anak perusahaan PetroVietnam.
-Bank Sentral Vietnam harus mengambil alih bank kreditur itu setelah pada tahun 2015 mengalami kerugian $445 juta.
Beberapa tahun terakhir PetroVietnam didera serangkaian skandal korupsi. Pada bulan Juli lalu, Trinh Xuan Thanh bekas pimpinan perusahaan konstruksi yang merupakan anak perusahaan PetroVietnam dibekuk aparat Vietnam di Berlin, di mana dia sedang mencari perlindungan.
Jerman menuding Vietnam menculik Thanh, sedangkan pihak Vietnam mengatakan bahwa mereka memulangkan Thanh ke negerinya sendiri. Dia didakwa menggelapkan 150 juta dolar tahun lalu, dalam kasus yang berbeda dengan kasus PetroVietnam-Ocean Group.
Menurut indeks korupsi tahun 2016 yang dirilis Transparency International, Vietnam menduduki posisi 113 dari 176 negara yang diranking.
Dianggap sebagai salah satu kendala terbesar penghambat kemajuan negara, pihak berwenang di Vietnam bertekad memberantas korupsi dan memenjarakan pelakunya selama mungkin atau bahkan mengirim mereka ke tiang gantungan.*