Hidayatullah.com—Sedikitnya sepuluh orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka akibat kekacauan yang terjadi di Chittagong, Bangladesh.
Aksi desak-desakan ratusan orang itu terjadi usai prosesi pemakaman mantan wali kota Mohiuddin Chowdhury, ketika warga berebut untuk mendapatkan bungkusan makanan kenduri.
Chowdhury, yang mengurus kota itu selama 16 tahun, meninggal dunia hari Jumat (15/12/2017) dalam usia 73 tahun.
Seorang pejabat kepolisian mengatakan kepada koran itu bahwa semua orang yang meninggal ingin menghadiri acara tersebut. Jumlah korban meninggal kemungkinan bertambah, sebab 15 dari korban yang dirawat di rumah sakit mengalami luka kritis, lansir AFP.
Ratusan orang berbondong-bondong menuju aula pusat kegiatan masyarakat untuk mendapatkan bungkusan makanan yang dibagikan dalam rangka selamatan kematian Chowdhury.
“Kami berulang kali mengumumkan di pengeras suara bahwa ada cukup makanan di aula. Namun, ketika pintu gerbang dibuka, ratusan orang berusaha masuk dalam waktu bersamaan,” kata seorang tokoh lokal Partai Liga Awami, lapor Reuters.
Selamatan itu bagian dari tradisi komunitas Muslim di Bangladesh. Oleh karena status sosialnya, selamatan kematian Chowdhury dilakukan di sejumlah daerah, yang menarik ribuan warga masyarakat.
Koran setempat Daily Star melaporkan bahwa peristiwa itu terjadi di daerah Jamal Khan, dalam sebuah acara yang digelar untuk komunitas minoritas Hindu, lansir BBC.*