Hidayatullah.com—Sebuah gereja lawas di Immerath, Jerman, menjadi bangunan besar terakhir yang dibuldozer guna kepentingan tambang batubara.
Dilansir Deutsche Welle, hari Selasa (9/1/2018) buldozer dan eskavator merobohkan menara lonceng sebuah gereja yang dibangun pada akhir abad ke-19 di Immerath, Jerman bagian barat, agar proyek penambangan batubara bisa dilaksanakan.
Gereja Katolik St Lambertus, yang terletak di sebelah barat Cologne, merupakan bangunan besar terakhir yang masih berdiri di kota yang sudah dikosongkan itu.
“Katedral Immerath”, demikian orang menjulukinya, terakhir kali menggelar kebaktian pada tahun 2013.
Pada tahun 2006, sebanyak 1.200 orang penduduk Immerath dipindahkan ke tempat lain demi proyek pertambangan terbuka raksasa Garzweiler II. Proyek itu direncanakan mulai beroperasi akhir 2018.
Konglomerat energi RWE mengatakan butuh dua pekan untuk membersihkan puing-puing gereja lawas tersebut.
Gereja St Lambertus rampung pada 1891 setelah melewati masa pembangunan hampir tiga setengah tahun. Penghancuran total bangunan gereja tersebut hanya membutuhkan waktu dua hari.
Beberapa ratus orang menyaksikan proses penghancuran gereja tersebut, termasuk para demonstran penentang penambangan batubara.
Polisi mengatakan bahwa 14 orang pengunjuk rasa dijerat dakwaan, termasuk beberapa orang yang merantai dirinya di sebuah buldozer dan memanjat gereja untuk membentangkan spanduk protes.
Penambangan batubara di lahan terbuka merupakan salah satu isu politik paling panas di Jerman. Negara maju itu, meskipun sudah menggunakan sejumlah sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, masih mengandalkan batubara untuk memasok 40 persen kebutuhan energinya.*