Hidayatullah.com–Sekitar seratus nasionalis Serbia di Bosnia melakukan unjuk rasa pada hari Sabtu (12/3/2022) untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di kota Banjaluka.
Dilansir Euronews, peserta unjuk rasa di kota kedua terbesar di Bosnia itu mengusung bendera Rusia dan menyebut invasi pasukan Moskow sebagai “pertempuran yang sah untuk membebaskan rakyat [Ukraina] yang ditindas”.
“Rusia bukan sedang berperang dengan Ukraina, itu adalah peperangan melawan pasukan hitam Euro-Atlantik yang ingin mendominasi dunia dan menghancurkannya,” kata Zdravko Močević, satu dari lebih 100 orang – kebanyakan pria – yang ikut berunjuk rasa. Pasukan Euro-Atlantik merujuk pada NATO yang bersikeras melebarkan pengaruhnya ke Eropa Timur termasuk negara yang dulu tergabung dalam Uni Soviet.
Aksi itu merupakan satu dan segelintir unjuk rasa pro-Rusia di Eropa sejak pasukan Moskow menyerbu wilayah Ukraina pada 24 Februari.
Sebelumnya pada 4 Maret, ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Serbia, Beograd, guna menunjukkan dukungan mereka kepada Kremlin. Orang-orang tersebut membawa bendera Rusia dan nasionalis Serbia.
Aksi di Banjaluka diselenggarakan oleh orang-orang Serbia di Bosnia yang tergabung dalam cabang lokal klub motor Rusia Night Wolves, yang dikenal sebagai pendukung Presiden Vladimir Putin.
Presiden Rusia itu sendiri berulang kali menyebut klub motor tersebut sebagai “teman”, dan pernah hadir dalam acara konvoi mereka sambil mengendarai motor besar Harley-Davidson. Night Wolves mengambil bagian dalam pendudukan Krimea tahun 2014 dan pertempuran di Donbas.
Para orator dalam aksi di Banjaluka itu adalah perwakilan dari sejumlah organisasi lokal, termasuk dari kelompok Serb-Russian Bridge dan Serb People’s Movement “It’s Our Choice”.
Tokoh separatis Serbia di Bosnia Milorad Dodik, yang belum lama ini dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena dituduh terlibat korupsi, dikenal sebagai pendukung Putin. Dodik juga memiliki hubungan erat dengan cabang lokal Night Wolves.
Kekuatan politik di negara multietnis Bosnia-Herzegovina dibagi antara komunitas etnis Bosnia, Krosia dan Serbia. Ketiga etnis terbesar itu mendominasi politik domestik Bosnia-Herzegovina. Pembagian kekuasaan itu merupakan hasil dari Dayton Peace Accord 1995, yang secara efektif mengakhiri perang 1992-1995 di antara etnis bekas pecahan negara Yugoslavia yang menewaskan lebih dari 100.000 jiwa dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Dodik, yang partainya SNSD kesulitan untuk mempertahankan dukungan dalam pemilu musim gugur yang akan datang, saat ini menjabat sebagai anggota dari kubu Serbia dalam lembaga kepresidenan tripartit Bosnia-Herzegovina
Meskipun Dodik menentang keras, Bosnia-Herzegovina awal bulan ini di Majelis Umum PBB memilih untuk memberikan suara mengutuk invasi Rusia atas Ukraina.
Sementara itu pada hari Sabtu kemarin, sedikitnya 5.000 orang dari komunitas etnis Bosnia di kota Tuzla menggelar unjuk rasa damai guna menunjukkan dukungan mereka terhadap Ukraina dan menuntut agar perang segera diakhiri.*