Hidayatullah.com—Seminggu setelah Amerika Serikat (AS) membekukan bantuan sebesar Rp 12 Trilyun kepada Pakistan, Pemerintah Islamabad membalas dengan membekukan kerja sama pertahanan dan intelijen.
“Fasilitas yang telah kami berikan kepada mereka [AS] masih beroperasi. Tapi ada juga kerja sama intelijen dan pertahanan yang telah kami bekukan,” kata Menteri Pertahanan Pakistan Khurram Dastgir Khan hari Selasa, 9 Januari 2018 sebagaimana dikutip ArabNews.
“Penggantungan bantuan kemiliteran yang dilakukan oleh AS baru-baru ini secara tidak langsung menunjukkan lebih banyak penangguhan yang sudah dilakukan oleh negara itu termasuk melambatkan sesi dialog strategis antara Pakistan dan AS sehingga lebih musiman,” katanya.
Baca: Amerika Bekukan Bantuan ke Pakistan, Sampai Islamabad Atas Taliban
Para pejabat Amerika sebelumnya telah mengatakan dalam serangkaian pernyataan baru-baru ini bahwa hampir semua bantuan keamanan buat Pakistan telah dibekukan setelah tweet Presiden Amerika Donald Trump pada 1 Januari yang menuduh Pakistan “memberi tempat perlindungan yang nyaman buat pelaku teror di Afghanistan”.
“Amerika Serikat dengan dungu telah memberi Pakistan lebih dari US$33 miliar dalam bentuk bantuan selama 15 tahun belakangan, dan mereka tak memberi kita apa-apa, selain dusta dan penipuan, karena mengira para pemimpin kita bodoh,” tulis Donald Trump.
Dastgir berbicara dalam Perbincangan Terbuka mengenai “Garis Batas Lingkungan Keamanan Pakistan”, yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis Islamabad (ISSI) mengatakan “Pembekuan bantuan militer baru-baru ini oleh Amerika dilakukan setelah pembekuan yang lebih besar, yaitu pembekuan dialog strategis selama lebih dari satu tahun antara Amerika dan Pakistan.”
Ia juga mengeluh bahwa Amerika Serikat tak memberi bantuan untuk memagari perbatasan dengan Afghanistan di wilayah pegunungan terjal guna menghentikan gerakan lintas-perbatasan oleh gerilyawan fanatik.
Pakistan dan Afghanistan memiliki perbatasan hampir 2.500 kilometer, kebanyakan terbuka, dan gerilyawan memanfaatkan perbatasan tersebut untuk bergerak di kedua sisi perbatasan untuk melakukan kekerasan.
Tahun lalu negeri ini mulai membuat pagar di perbatasan dan sebagian besar pagar itu direncanakan selesai tahun ini. “Enak untuk menyalahkan Pakistan buat aksi teror lintas-perbatasan, sedangkan Amerika tak menggerakkan satu jari pun untuk membantu membuat pagar perbatasan,” kata Dastagir.
“Sekarang semua tabir terbuka. Sudah tiba waktunya buat dialog yang sopan tapi sangat terbuka antara Pakistan dan Amerika Serikat,” katanya.
Hubungan Pakistan dengan tiga dari ke-4 tetangganya, Afghanistan, India, dan Iran, berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Amerika Serikat menekan Pakistan dalam program ‘perang melawan teror’ termasuk meminta menekan ribuan ‘pesantren’ yang dinilai membahayakan Amerika Serikat. Kementerian Luar Negeri Pakistan belum lama ini mengakui, program ‘perang melawan teror’ telah memasuki tahun ke-17, telah menghabiskan dana Pakistan lebih dari USD120 miliar.*