Hidayatullah.com—Roman Abramovich, miliuner pemilik klub sepakbola Chelsea, telah diberikan status kewarganegaraan Israel dan akan pindah ke Tel Aviv, kata seorang juru bicara pemerintah Israel.
Abramovich mengalami penundaan cukup lama dalam proses pembaruan visa investornya dari Inggris, yang berakhir beberapa pekan lalu, kata sejumlah sumber kepada Reuters.
Berdasarkan peraturan baru, Abramovich harus membuktikan bahwa £2 juta yang telah diinvestasikannya di Inggris “bersih” sebelum diberikan visa yang baru, lapor Mirror hari Senin (28/5/2018).
Kementerian Dalam Negeri Israel mengkonfirmasi tawaran status kewarganegaraan kepada taipan asal Rusia itu di sebuah stasiun televisi lokal hari Senin, lapor The Guardian.
“Roman Abramovich datang ke Kedutaan Israel di Moskow seperti orang lain pada umumnya,” kata seorang jubir pemerintah Israel kepada Channel 10. “Dia mengajukan permohoan izin imigrasi [ke Israel], dokumen-dokumennya diperiksa menurut undang-undang hak untuk kembali, dan dia terbukti benar-benar berhak,” kata orang itu.
Undang-undang hak untuk kembali adalah sebuah peraturan perundang-undangan buatan Zionis Yahudi, yang menyatakan setiap keturunan Yahudi dari seluruh dunia berhak untuk pindah ke Israel, kembali ke negeri Yahudi sejati.
Jubir Abramovich tidak merespon permintaan kementar perihal kabar tersebut, lapor The Guardian.
Menurut situs berita Ynet –milik koran terlaris di Israel Yedioth Aharonoth, Abramovich terbang ke Tel Aviv hari Senin dan mendapatkan dokumen yang mengkonfirmasikan statusnya sebagai warga negara Israel. Dia dikabarkan sudah membeli sebuah properti di kota itu.
Israel memberikan status kewarganegaraan kepada orang Yahudi yang ingin pindah ke sana dan paspor dapat dikeluarkan segera. Pemegang paspor Israel dapat memasuki wilayah Inggris tanpa visa untuk waktu singkat, meskipun mereka harus mendapatkan visa untuk bekerja.
Abramovich, yang merupakan seorang Yahudi dan rutin melakukan perjalanan ke Israel, telah mendonasikan jutaan dolar ke proyek-proyek riset dan pengembangan serta berinvestasi ke perusahaan-perusahaan lokal. Ynet melaporkan dia sudah memberli sebuah hotel di Tel Aviv, di tepi pantai Laut Mediterania.
Kemudahan luar biasa yang diterima Abramovich untuk mendaparkan status kewarganegaraan Israel tersebut sangat bertolak belakang dengan orang-orang Yahudi yang bermigrasi ke Israel dari Afrika. Ribuan orang Yahudi Afrika — kebanyakan masih muda, miskin dan pengangguran– yang bermigrasi ke Israel diperlakukan berbeda dengan migran Yahudi dari Eropa atau Timur Tengah seperti Iran dan Yaman. Mereka harus menjalan proses sangat rumit untuk membuktikan keyahudiaannya. [Baca juga Yahudi Ethiopia Protes Rasisme di Tel Aviv]
Belum lama ini pemerintah Israel mengumumkan akan mendeportasi ribuan migran Afrika dengan alasan mereka bukan Yahudi.*