Hidayatullah.com—EU Justice Commisioner Vera Jourova, hari Kamis (20/9/2018), mengatakan bahwa transaksi mencurigakan sebesar €200 miliar di Danske Bank merupakan skandal keuangan terbesar di Eropa saat ini.
Dilansir DW, Jourova mengatakan kepada para reporter bahwa dia akan menemui menteri-menteri keuangan dari Denmark, Estonia dan Finlandi pada bulan Oktober guna mendapatkan informasi lebih mendalam perihal “di mana eror yang terjadi” di Danske Bank sebenarnya dan apakah otoritas pengawasnya juga berada di posisi yang salah.
Antara tahun 2007 dan 2015, transaksi mencurigakan bernilai €200 miliar (1 euro sekitar 17.442 rupiah) dilakukan melalui 15.000 akun klien non-residen, menurut laporan internal yang dipublikasikan hari Rabu.
Danske Bank, yang merupakan lembaga keuangan terbesar di Denmark, mengatakan tidak dapat memastikan dari mana uang itu berasal. Namun, diketahui bahwa 23 persen dana tersebut masuk dari Rusia.
Pimpinan Danske Bank Thomas Borgen mengundurkan diri tak lama sebelum laporan tersebut dirilis.
Lembaga pengawas keuangan Denmark, Danish Financial Supervisory Authority, hari Kamis juga mengumumkan bahwa pihaknya akan membuka kembali investigasi dugaan pencucian uang di Danske Bank.
“Kami akan membuka kembali investigasi terhadap bank itu yang kami tutup pada bulan Mei,” kata pimpinan FSA Jesper Berg kepada lembaga penyiaran Denmark TV2 seperti dilansir DW. “Ketika ada informasi baru muncul, kami harus melihatnya dan mengkajinya untuk mengetahui apakah perlu diambil tindakan,” imbuhnya.
Sebelum masalah ini mencuat, Danske Bank sudah menghadapi investigasi kasus kriminal di Denmark. Pada bulan Agustus, pihak kejaksaan mengatakan sedang menyelidiki kejahatan ekonomi dan internasional yang diduga berkaitan dengan pencucian uang.
Kasus besar yang melibatkan Danske Bank ini mengejutkan tidak hanya kalangan politisi tetapi juga rakyat Denmark. Pasalnya, pada tahun 2017, Denmark tercatat berada di peringkat 2 indeks persepsi korupsi yang dirilis Transparency International, sebagai negara yang dianggap sangat minim kasus korupsinya di dunia.*