Hidayatullah.com– Setidaknya 149 orang tewas bentrokan di titik picu Yaman Hudaida, petugas medis dan sumber militer mengatakan hari Senin. Puluhan orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di luar kota, kutip AFP.
Satu sumber militer di Hudaida mengkonfirmasi, tujuh warga sipil tewas di kota pelabuhan utama itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Petugas medis di rumah sakit di seluruh Hudaida melaporkan 110 pemberontak Syiah al Houthi dan 32 pejuang loyalis tewas dalam semalam. Sumber-sumber militer menegaskan bahwa aliansi pro-pemerintah yang dipimpin Koalisi Saudi telah mentargetkan para pemberontak dengan beberapa serangan udara.
Baca: Arab Saudi, UEA Luncurkan Serangan Besar-besaran tehradap Hudaida
Aliansi Negara Teluk terus berusaha merebut Hudaida dari tangan pemberontak Syiah al Houthi, yang berhubungan dengan Iran.
Lebih dari 400 tentara telah tewas dalam bentrokan di Hudaida, sebuah kota di pesisir Laut Merah Yaman yang selama 10 hari, rumah bagi negara negara miskin di pelabuhan yang paling berharga.
Pasukan pemerintah akan menekan lebih lanjut ke kota pelabuhan strategis, merebut rumah sakit utama pada hari Sabtu, sebagaimana mereka telah mencoba untuk mendahulukan dermaga vital Hudaida.
Sejak tahun 2014, Pelabukan Hudaida telah dikendalikan oleh pemberontak Syiah al Houthi, ketika para pemberontak merebut Ibu Kota Sanaa dan kota-kota di sekitar pelabuhan.
Baca: Serangan Balasan Saudi Terhadap Houthi Kesepakatan Negara Teluk
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tidak kurang 10.000 orang telah terbunuh sejak tahun 2015, ketika Koalisi Negara Teluk yang dipimpin Arab Saudi bergabung dalam perang menumpas pemberontak al Houthi, mendorong para pemberontak dari garis pantai Laut Merah tetapi gagal merebut kembali Pelabuhan Hudaida.
Namun kelompok-kelompok hak asasi manusia percaya angkanya mungkin lima kali lebih tinggi.
Konflik telah memicu apa yang disebut PBB sebagai ‘krisis kemanusiaan terburuk di dunia’, dengan 14 juta warga Yaman menghadapi kelaparan massal.*