Hidayatullah.com—Samsung mengajukan permohonan maaf secara resmi kepada para karwayannya yang jatuh sakit atau meninggal dunia setelah bekerja di pabriknya.
Dalam permintaan maaf itu, Presiden Samsung Kim Ki-nam mengatakan karyawan dan keluarganya “menderita” karena perusahaan Korea Selatan itu terlalu lambat bertindak, lansir BBC Jumat (23/11/2018).
Dia mengatakan Samsung Electronics tidak “sepenuhnya dan tuntas” menangani potensi risiko kesehatan di lokasi pabrik pembuatan chip dan layar LCD.
Awal bulan ini Samsung setuju untuk memberikan kompensasi kepada para pekerja yang jatuh sakit ketika berada di tempat kerja.
“Hari ini, kami ingin mengungkapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada para pekerja yang jatuh sakit, beserta keluarga mereka,” kata Kim.
Akan tetapi menurut Hwang Sang-ki, ayah dari seorang karyawan yang jatuh sakit dan pemimpin kampanye kompensasi, permintaan maaf itu tidak cukup.
“Jujur, permintaan hari ini yang diutarakan CEO Samsung Electronics tidak cukup bagi korban yang jatuh sakit akibat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan,” kata Hwang kepada kantor berita Yonhap seperti dilansir BBC Jumat (23/11/2018).
Meskipun demikian, dia mengaku akan menganggapnya sebagai relousi masalah tersebut.
Hwang mulai melancarkan kampanye kompensasi itu pada tahun 2007, sejak putrinya Hwang Yumi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit karena leukaemia.
Dia mendirikan Supporters for the Health and Rights of People in the Semiconductor Industry (Sharps) dengan bantuan aktivis-aktivis buruh. Mereka menggelar aksi protes dan aksi duduk guna menekan Samsung segera mengambil tindakan.
Sharps mengatakan mereka menemukan 319 korban lain, yang 117 di antaranya sudah meninggal dunia, per Juni tahun ini.
Paket kompensasi yang disetujui bulan ini akan memberikan karyawan yang sakit –dan anaknya yang penyakitnya berkaitan– santunan sampai 150 juta won (1,9 miliar rupiah) per penyakit.
Seluruh pekerja atau mantan pekerja Samsung dan sub-sub kontraktornya di pabrik pembuatan chip dan layar LCD di pabrik Giheung di Korsel sejak 1984 dipersilahkan mengajukan kompensasi.
Kesepakatan itu tidak menyebutkan bahwa lokasi tempat kerja Samsung berkaitan langsung dengan penyakit yang diderita sebagian pekerjanya.*