Hidayatullah.com—Seorang ibu di Nepal dan dua anaknya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah wanita itu diasingkan dalam gubuk menstruasi.
Wanita malang itu menyalakan api agar dia dan kedua putranya merasa hangat di tengah cuaca dingin yang mencekam.
Ketiga orang itu diduga meninggal dunia ketika tidur akibat menghirup asap, kata para pejabat kepada BBC Nepal Kamis (10/1/2019).
Selimut di gubuk itu sebagian terbakar dan si ibu ditemukan dalam keadaan kakinya sebagian terbakar, kata polisi kepada AFP. Kedua putranya berusia 12 dan 9 tahun.
Tradisi menyingkirkan wanita haid ke luar rumah yang biasa dilakukan komunitas Hindu itu –dikenal dengan istilah chhaupadi– sebenarnya sudah dinyatakan terlarang pada 2017, tetapi masih banyak dipraktikkan oleh masyarakat terutama di daerah pedesaan.
Undang-undang di Nepal menyebutkan bahwa siapa saja yang memaksa perempuan menjalani chhaupadi terancam hukuman penjara 3 bulan dan denda $27. Para aktivis menuntut agar peraturan hukum itu ditegakkan.
Berdasarkan tradisi Hindu, wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi dan baru saja melahirkan dipandang tidak suci dan mendatangkan kesialan. Oleh karena itu mereka diusir keluar rumah selama masa itu, dipaksa tidur di gubuk-gubuk atau kandang ternak yang tidak layak untuk ditinggali. Mereka dilarang menyentuh hewan ternak dan laki-laki, dilarang makan makanan tertentu, tidak boleh menggunakan toilet dan fasilitas mencuci di rumah. Para wanita itu dipaksa berjalan jauh meninggalkan rumah dan desa mereka.
Perempuan-perempuan itu kerap tidur dalam kondisi dingin mencekam, diserang orang jahat, dimangsa binatang buas dan berbisa. Anak-anak perempuan yang sedang menstruasi bahkan dilarang masuk sekolah.*