Hidayatullah.com–Menteri Dalam Rumania Nicolae Moga mengundurkan diri dari jabatannya menyusul kasus pembunuhan 2 remaja yang akhirnya mengungkap ketidakberesan aparat kepolisian.
Muncul kemarahan publik setelah Alexandra Macesanu, 15, dan Luiza Melencu, 18, tewas dibunuh di kota Caracal.
Macesanu menelepon nomor darurat Eropa 112, tetapi petugas membutuhkan waktu 19 jam untuk menemukan lokasinya, sebab polisi kesulitan melacak asal telepon dan menunggu surat perintah penggeledahan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Nicolae Moga, yang baru menjabat enam hari, mengundurkan diri dari jabatan menteri dalam negeri pada hari Selasa (30/7/2019).
Hasil penyelidikan menunjukkan badan-badan keamanan publik yang terlalu dipolitisir ternyata tidak disokong dengan anggaran yang memadai, jumlah personelnya tidak cukup dan mereka tidak terlatih dengan baik, lapor Reuters.
Kepala kepolisian Rumania sudah dipecat karena kasus itu, demikian pula sejumlah kepala kepolisian di daerah.
Presiden Rumania Klaus Iohannis mengatakan bahwa hasil penyelidikan yang dipaparkan di Dewan Pertahanan Tertinggi hari Selasa menunjukkan banyak ketidakberesan. Tidak hanya upaya pencarian yang tertunda, prosedur pencarian dan penyelamatan korban juga tidak dipatuhi. Institusi-institusi yang bertugas menjaga ketertiban dan keselamatan warga gagal menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan melakukan banyak kesalahan besar sehingga berakibat nyawa orang melayang.
Iohannais mengatakan bahwa dia sudah meminta agar pemerintah yang dikuasai Sosial Demokrat melakukan perubahan guna memperbaiki respon kasus dan kerja sama antarinstitusi terkait, termasuk pengadaan teknologi untuk melacak lokasi penelepon yang menghubungi nomor darurat 112.
Seorang dari lingkungan dalam kepolisian Rumania mengatakan kepada Euronews bahwa penanganan kasus anak-anak yang hilang itu keliru sejak awal.
Petugas yang dikirim untuk melakukan pencarian tidak mengetahui soal sistem lokalisasi yang berguna menentukan dan membatasi wilayah pencarian korban. Petugas pencarian juga tidak cakap dalam berinteraksi dengan korban.
Teknologi yang dipakai untuk mengetahui lokasi dari mana si penelpon 112 sudah ketinggalan zaman. Parahnya, petugas pun tidak terampil dalam menggunakan perangkat yang ada. Akibatnya, lokasi korban baru diketahui pada malam hari, setelah korban tak bernyawa beberapa jam.
Masalah juga terjadi dalam pemahaman petugas soal undang-undang yang berlaku.Memang benar memasuki properti orang lain tanpa izin adalah melanggar hukum. Akan tetapi, rupanya petugas tidak memahami pengecualian hukum soal kedaruratan terkait UU properti dan penanganan kasus orang hilang di mana aparat harus bertindak cepat untuk menyelamatkan korban penculikan. Akibat ketidakpahaman hukum tersebut, petugas justru menghabiskan waktu mengurus administrasi yang tidak perlu sebelum melakukan pencarian dan penyelamatan korban, papar orang dalam kepolisian tersebut kepada Euronews.
Dilansir Radio Free Europe (30/7/2019), pemilik rumah di mana kedua remaja putri itu ditemukan, Gheorghe Dinca, mengaku membunuh Macesanu dan Melencu yang dilaporkan menghilang pada bulan April.
Namun, sampai saat ini pihak berwenang belum juga berhasil mengkonfirmasi apakah tulang-belulang yang ditemukan di properti Dinca itu sesuai dengan DNA baik Macesanu maupun Melencu.*