Hidayatullah.com–Sedikitnya 73 penumpang tewas ketika kereta api yang berjalan dari Karachi menuju Rawalpindi terbakar.
Menteri Perkeretaapian Pakistan Sheikh Rashid Ahmed mengatakan kebakaran disebabkan oleh ledakan sebuah tabung gas yang digunakan oleh para penumpang yang memasak sarapan.
Api menyebar sedikitnya ke tiga gerbong, lansir BBC Kamis (31/10/2019).
Menurut keterangan para pejabat yang dikutip media lokal, banyak penumpang tewas ketika mereka melompat keluar dari gerbong yang terbakar. Sebanyak 40 orang lainnya mengalami luka-luka. Para pejabat mengatakan kemungkinan jumlah korban jiwa masih akan bertambah.
Peristiwa itu terjadi di dekat kota kecil Rahim Yar Khan di Provinsi Punjab di bagian selatan Pakistan. Kebanyakan penumpang sedang bepergian menuju Raiwind, dekat Lahore, untuk menghadiri salah satu pertemuan keagamaan terbesar tahunan di Pakistan yang digelar oleh kelompok Jamaah Tabligh.
“Dua kompor meledak. Para penumpang sedang memasak dengan minyak goreng yang semakin membesarkan api,” kata Menteri Perkeretaapian.
Penumpang yang membawa kompor ke atas kereta dalam perjalanan jarak jauh merupakan masalah yang kerap ditemui, kata Ahmed. Meskipun membawa makanan ke dalam kereta sudah sangat umum, tetapi membawa tabung gas sebenarnya dilarang.
Deputi Komisioner Distrik Jamil Ahmed mengatakan sebagian korban terbakar sangat parah sehingga mereka tidak dapat dikenali, dan mereka akan membutuhkan contoh DNA guna mengetahui siapa yang meninggal dunia.
Lewat Twitter, Perdana Menteri Imran Khan menyampaikan duka cita yang mendalam dan dia mengatakan dia sudah memerintahkan agar segera dilakukan penyelidikan.
Kereta yang menempuh perjalanan dari Karachi, melewati sebagian besar wilayah Pakistan dan berakhir di Rawalpindi itu adalah Tezgam, salah satu kereta tertua Pakistan dan paling populer. Kereta tersebut diberangkatkan setiap hari dan menempuh perjalanan selama 25 jam 30 menit.
Setelah sempat dihentikan diawal kabar kebakaran tersebut diketahui, operasional kereta api sudah berjalan normal kembali, kata menteri.
Kejadian ini merupakan yang terparah dalam sejarah perkeretaapian Pakistan selama lebih dari satu dekade.*