Hidayatullah.com-Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohamad hari Rabu (22/1/2020) menerima kunjungan kehormatan dari beberapa pemimpin Gerakap Perlawanan Islam (Hamas) yang dipimpin oleh Ismail Haniyya, di Putrajaya.
Dalam pertemuan di Kantor Perdana Menteri, Ismail mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Mahathir karena membawa ide baru ke dunia Islam melalui penyelenggaraan KTT Kuala Lumpur, bulan lalu.
Ismail juga menyampaikan penghargaan atas upaya dan dukungan Mahathir dan Malaysia yang berkelanjutan kepada perjuangan Palestina.
“Menurut pemimpin Hamas, Malaysia memiliki posisi yang sangat istimewa di dunia Islam.
“Juga dibahas beberapa perkembangan terakhir dan nasib Palestina,” kata twitter resemi perdana menteri dikutip Bernama, Malaysia.
YAB Perdana Menteri Tun Dr Mahathir bin Mohamad menerima kunjungan hormat dari pemimpin Hamas yang diketuai oleh Ismael Haniyya dan delegasi di Pejabat Perdana Menteri, Putrajaya petang tadi. pic.twitter.com/eTnIo0zOSO
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) January 22, 2020
Kelompok itu juga bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin, Menteri Pertahanan Mohamad Sabu, dan para pemimpin oposisi seperti presiden Umno Ahmad Zahid Hamidi dan presiden PAS Abdul Hadi Awang.
Dilaporkan bahwa mereka telah membahas nasib rakyat Palestina di Jalur Gaza di bawah rezim Zonis-’’Israel’’ dan merencanakan hubungan bilateral aktif antara pemerintah Malaysia dan Palestina, dengan fokus membangun hubungan dengan Hamas pada khususnya.
Dr Mahathir dikenal karena kelantangannya membela Palestina, termasuk mengkritik keputusan AS untuk tidak menganggap permukiman ‘‘Israel’’ di Tepi Barat sebagai permukiman ilegal.
Pada Oktober tahun lalu, saat berbicara pada KTT Gerakan Non Blok (GNB) ke-18 di Baku, Azerbaijan, Dr Mahathir mengumumkan bahwa Malaysia akan membuka kedutaan besar untuk orang-orang Palestina di Yordania, untuk memungkinkan Malaysia memberikan bantuan kepada Palestina dengan lebih mudah.
Mahathir juga dengan lantang mengecam Zionis-’Israel’ di forum PBB bulan September lalu.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Pertubuhan Kebudayaan Palestin Malaysia (PCOM), selama pertemuan itu, Ismail Haniyah menginformasikan perkembangan terakhir di Gaza dan terorisme rezim ‘Israel’di Yerusalem Timur.
Perdana Menteri juga menekankan perlunya strategi komprehensif untuk memperkuat perjuangan Palestina.
Delegasi Hamas didampingi oleh anggota senior biro politik, Ezzat Al-Rishq, Nizar Awadallah dan Maher Salah.
Hamas didirikan pada tahun 1987 oleh Syeikh Ahmad Yassin. Tahun 2006, Hamas memenangkan suara mayoritas dalam Pemilu yang adil mengalahkan organisasi politik sekuler Fatah yang didukung AS dan Israel.
Namun hasil Pemilu ini dibatalkan AS dan Israel, dan memberikan kewenangan pada organisasi sekuler itu memimpin Palestina. Otoritas Palestina (PA) di bawah kekuasaan Fatah sementara Jalur Gaza di bawah kendali Hamas hingga saat ini.*