Hidayatullah.com– Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengaku khawatir dengan kampanye Islamofobia India di tengah wabah Covid-19. Pakistan mengajak komunitas internasional untuk bertindak melawan Islamofobia yang berkembang di India dan membantu menghentikan serangan terhadap Muslim di negara itu.
“Negara ekstremis di India menciptakan & melaksanakan kampanye Islamofobia, menjelek-jelekkan umat Islam. Kita tidak bisa berdiri dan membiarkan insiden Gujarat (pembantaian Muslim di tahun 2002) terulang,” kata Qureshi dalam sebuah ciutan Twitter.
If you're a Muslim, you cannot go out and buy essential food for your family during #coronavirus lockdown! You risk being brutally attacked like Imran 👇#Islamophobia_In_India #StopTargetingMuslim pic.twitter.com/1FTAo25cvV
— Ali Sohrab (@007AliSohrab) May 8, 2020
Selain Covid-19, India tengah menghadapi ancaman lain terhadap kehidupan – kebencian Muslim. Dalam beberapa pekan terakhir, media sosial dan kelompok-kelompok WhatsApp telah dibanjiri oleh seruan boikot sosial dan ekonomi terhadap Muslim. Hal ini menyebabkan banyak serangan fisik terhadap Muslim, termasuk sukarelawan yang membagikan bahan bantuan, di tengah kepalsuan menuduh mereka menyebarkan virus dengan sengaja.
Jayshree Bajoria, Senior researcher, Asia mengatakan, semuanya berawal setelah pihak berwenang India mengumumkan bahwa mereka menemukan sejumlah besar kasus positif virus corona di antara umat Islam yang telah menghadiri ijtima’ di Delhi, yang diorganisir oleh gerakan Jamaah Tabligh.
“Bahkan ketika pihak berwenang berlomba untuk melacak mereka yang terkena dampak, para pemimpin dari Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa telah menyebut pertemuan Jamaat sebagai “kejahatan Talibani” dan “Korona Terorisme.” Beberapa media arus utama berteriak “CoronaJihad” dan hashtag menjadi viral di media sosial,” tulis Jayshree Bajoria di laman HRW.
Menurut Shah Mahmood Quresh, situasi ini semakin memburuk kondisi, di mana rumah sakit di India memisahkan pasien berdasarkan agama.
“Dunia sedang berjuang melawan virus corona. Yang diperlukan adalah upaya terkoordinasi bersama. Sayangnya, India ada di cengkeraman Islamofobia,” kata Qureshi dalam sebuah pernyataan video baru-baru ini.
“Ujaran kebencian sering dipraktikkan di India. Umat Muslim didiskriminasi. Mereka bahkan tidak diperlakukan dengan baik di rumah sakit. Ada kampanye untuk tidak membeli dari toko dan bisnis mereka. Rumah mereka selalu diserang,” ujarnya.
Dia mengatakan perlakuan terhadap Muslim di India adalah konsekuensi dari pendekatan diskriminatif dari Hindutva, atau nasionalis ultra-Hindu, pola pikir Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.
“Ini merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan HAM PBB. Mohon diperhatikan dan hentikan serangan terhadap Muslim ini, ”pungkas Qureshi.
Sebelumnya, Komisi Independen Hak Asasi Manusia Independen (IPHRC) Organisasi Kelompok Islam (OKI) mendesak India untuk menghentikan meningkatnya kekerasan terhadap Muslim di tengah pandemi virus corona. Kelompok itu mendesak pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk menghentikan gelombang pasang Islamofobia di India dan melindungi hak-hak minoritas Muslim yang dianiaya, mengikuti hukum internasional. Dilansir dari Anadolu Agency, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri India menolak untuk mengomentari masalah ini ketika dimintai keterangan.*