Hidayatullah.com — Separuh pengungsi Suriah di Turki mungkin tidak akan kembali ke tanah air mereka, ungkap penelitian oleh sebuah universitas Turki. Menurut survey “Barometer Suriah” oleh Pusat Penelitian Migrasi dan Integrasi Universitas Turki-Jerman di Istanbul dikutip Middle East Monitor (MEMO) hari Sabtu (29/11/2020), secara resmi ada 3,6 juta warga Suriah yang tinggal di Turki.
Kepala pusat dan penulis survei, Profesor Murat Erdogan mengatakan selama tiga tahun terakhir, menurut pengamatan tingkat kebahagiaan di antara warga Suriah di Turki telah meningkat pesat. Laporan tersebut menunjukkan bahwa persentase warga Suriah yang mengatakan “Saya tidak akan pernah kembali ke Suriah” sebesar 16,7 persen pada 2017. Pada 2019, meningkat menjadi 51,8 persen.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR Suriah) juga bekerja sama dengan pusat untuk laporan ini. Perwakilan UNHCR Katharina Lumpp mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa Turki adalah rumah bagi populasi pengungsi terbesar di dunia, dengan hampir empat juta pengungsi dan pencari suaka, sekitar 3,6 juta di antaranya adalah warga Suriah yang berada di bawah perlindungan sementara.
“Turki memiliki kerangka hukum yang komprehensif untuk perlindungan internasional dan perlindungan sementara. Laporan ini memberikan referensi berharga bagi banyak orang yang tertarik untuk bekerja di bidang ini,” tambahnya.*