Hidayatullah.com–Dua personel militer Prancis tewas di Mali hari Sabtu (2/1/2021) ketika kendaraan lapis baja mereka dihantam bom rakitan.
Keduanya sedang mengumpulkan informasi intelijen di daerah Menaka, kata kantor kepresidenan Prancis seperti dilansir BBC Ahad.
Prancis menempatkan 5.100 prajurit di kawasan Sahel yang menjadi garis depan pertempuran melawan kelompok bersenjata selama hampir satu dekade terakhir.
Prancis pertama kali campur tangan di Sahel –daerah semi gersang di selatan Gurun Sahara yang mencakup wilayah Mali, Chad, Niger, Burkina Faso and Mauritania– pada 2013. Sejak itu sudah 50 serdadu Prancis tewas di Sahel, lapor AFP mengutip keterangan pejabat militer.
Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly lewat Twitter mengatakan bahwa Prancis kehilangan dua anak bangsa, Yvonne Huynh dan Brig Loïc Risser.
Sersan Huynh, berusia 33 tahun dan ibu dari seorang anak yang masih kecil, merupakan tentang wanita pertama Prancis yang tewas di Sahel, lapor AFP.
Awal pekan kemarin tiga prajurit Prancis lain tewas dalam insiden serupa. Group to Support Islam and Muslims (GSIM), Yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda, mengatakan mereka di balik serangan tersebut.
Sampai saat ini belum ada yang mengaku sebagai pelaku serangan hari Sabtu itu.*