Hidayatullah.com–“Saya memahami laporan operasional pihak berwenang dalam kasus ini,” kata Arroyo. Penasehat Keamanan Nasional Roilo Golez memberi alasan, bahwa kematian Al-Ghozi dapat mengundang serangan balasan dan mengatakan langkah-langkah keamanan terus ditingkatkan menjelang kunjungan Bush.
Semenjak dikabarkannya Al-Ghazi tertembak mati, spekulasi di media lokal dan di kalangan kelompok sayap kiri terfokus pada teori bahwa Fathurahman Al-Ghozi telah ditangkap sebelumnya dan dibunuh Minggu untuk kepentingan popularitas Arroyo dalam menghadapi pemilihan umum tahun depan.
Polisi mengatakan Al-Ghozi tewas dalam satu tembak menembak dengan tim gabungan polisi dan militer di Pigkawayan di utara Provinsi Cotabato Utara, tiga bulan setelah dia menimbulkan gangguan terhadap pemerintah setelah dia melarikan diri dari tahanan di markasbesar kepolisian nasional di Manila.
“Itu benar, kami tidak akan santai-santai,” kata Golez kepada radio DZBB. Golez mengatakan belum ada ancaman tertentu, namun minggu lalu, Menteri Pertahanan Australia Robert Hill memperingatkan bahwa Filipina menghadapi ancaman paling besar dari serangan dengan menyebut-nyebut Jamaah Islamiyahnya Al-Ghozi.
“Itu sama dengan Al-Ghozi … mari kita rayakan ini, namun masyarakat intelijen dan pasukan keamanan kita harus tetap siaga.”
Al-Ghozi, 32, dikabartkan melarikan diri pada saat menjalani hukuman penjara 12 tahun di tahanan yang berada di markasbesar kepolisian di Manila Juli lalu. Dia melarikan diri bersama dua tersangka anggota Abu Sayyaf.
Beberapa kalangan menilai, kaburnya Al-Ghozi ditengah penjagaan dan tuduhan berat adalah hal yang sangat tidak masuk akal. Karena itulah, beredar kasak-kusuk, bahwa, kemungkinan Al-Ghozi sengaja dikeluarkan dan akan manfaatkan kalangan militer Filipina pada saat yang tepat.
Umumnya pers Filipina mempertanyakan apakah benar Al-Ghozi tewas dalam suatu tembak-menembak seperti diberitakan pihak berwenang atau ada skenario tertantu untuk memanfaatkan Al-Ghozi.
Seperti diberitakan pihak aparat, Minggu (12/10) malam, aparat yang terdiri dari militer dan polisi mengaku terlibat tembak-menembak dengan Al-Ghozi di Kota Pigkawayan. Namun para pejabat lokal dan masyakarat setempat di daerah Batangay Pugon, Pigkawayan seperti diakui aparat tak ada tanda-tanda telah terjadi tembak menembak.
Tak heran bila muncul spekulasi bahwa Al-Ghozi telah lama dikeluarkan, atau telah lama ditangkap dan direncakanan dihabisi di saat yang tepat guna menaikkan citra sikap “anti-teror” dan popularitas Presiden Arroyo. Dan saat yang tepat itu adalah saat datangnya Presiden George W Bush pekan depan.
Pendapat lain, meski skeptis datang dari senator Filipina, Ramon Magsaysay, Jr. Menurutnya, Al-Ghozi telah lama ditangkap kelompok militer. Hanya dia dikorbankan dengan tujuan agar tidak bercerita dibalik kaburnya dari penjara yang diduga banyak melibatkan kalangan petinggi militer.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Sulit dipercaya setelah 90 hari pencarian intensif Al-Ghozi, ia tiba-tiba terbunuh dalam tembak-menembak, ” kata Magsaysay pada AP.
Mati Syahid
Meski telah banyak diyakini Al-Ghozi telah tewas tertembak, ibunda Abdurahman Al-Ghozi, Ny. Rukanah mengaku bangga pada anaknya. Kepada beberapa media massa Indonesia yang mewawancarinya, Rukanah menganggap anaknya telah mati syahid karena memperjuangkan syariat Islam. “Saya bangga anak saya bisa menyerang balik polisi Filipina. Kendati akhirnya mati, saya tidak merasa kehilangan. Alhamdulillah, kalau anak saya mampu memberi perlawanan, “ujarnya dikutip Surya.
Sebagai orang tua, Rukanah hanya berharap anaknya dipulangkan ke daerah asalnya, di Madiun Jawa Timur. (afp/ap/wpd/sy/cha)