Hidayatullah.com—Perusahaan energi Rusia Gazprom mengatakan telah menyelesaikan pembangunan Nord Stream 2, jalur pipa gas alam dari Rusia ke Jerman.
Membentang di bawah Laut Baltik, pipa itu akan melipatgandakan ekspor gas Moskow ke Jerman tanpa melewati Ukraina, yang mengandalkan jalur pipa sebagai devisa negara.
Nord Stream 2 masih harus disertifikasi oleh regulator Jerman, proses yang bisa memakan waktu sekitar empat bulan.
Pembangunan jalur pipa sepanjang 1.225 km (760- mil) dikerjakan selama 5 tahun dengan biaya $11 miliar.
Perusahaan-perusahaan Jerman banyak berinvestasi di Nord Stream 2 dan mantan kanselir Gerhard Schröder menjalankan proyek tersebut.
Perusahaan Jerman Uniper dan unit Wintershall milik BASF juga menanamkan uangnya dalam proyek itu. Demikian pula perusahaan Anglo-Dutch Shell, OMV dari Austria dan Engie dari Prancis, lansir BBC Sabtu (11/9/2021).
Pemerintah Jerman memperkirakan gas alam akan terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pasokan energi di Jerman selama beberapa dekade mendatang. Menurut mereka, gas alam lebih ramah terhadap iklim dibandingkan bahan bakar fos lain karena memproduksi CO2 lebih sedikit.
Tetapi kelompok pecinta lingkungan di di Jerman seperti Deutsche Umwelthilfe menentang Nord Stream 2, dengan alasan tidak sesuai dengan upaya Jerman dalam melawan perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Amerika Serikat khawatir jalur pipa itu akan meningkatkan ketergantungan energi Eropa pada Rusia.
Sementara hilangnya biaya transit akan memukul perekonomian Ukraina cukup keras.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menentang Nord Stream 2, yang disebutnya sebagai “senjata geopolitik berbahaya”.
Kanselir Jerman Angela Merkel baru-baru ini mengatakan bahwa sanksi lebih lanjut kemungkinan akan diberlakukan atas Rusia jika Moskow menggunakan jalur pipa itu untuk melawan Ukraina.
Sebagaimana diketahui Ukraina bersitegang dengan Rusia dalam masalah Semenanjung Krimea.*