Hidayatullah.com–Kerusakan pada alat pemanas ruangan menyulut kebakaran di sebuah bangunan rumah susun di daerah Bronx, New York City, pada hari Ahad pagi (9/1/2022) dan menewaskan 19 orang termasuk 9 anak-anak.
Penghuni yang terjebak memecahkan jendela untuk mencari udara dan menyumpal lubang di bawah pintu rumah dengan kain basah ketika asap membumbung dari unit di lantai bawah tempat asal api. Para penyintas mengatakan mereka panik menyelamatkan diri menyusuri lorong-lorong dan tangga yang gelap diliputi asap
Beberapa anak yang lemas tampak diberi oksigen setelah mereka berhasil diselamatkan. Warga yang selamat wajahnya tertutup jelaga.
Petugas pemadam kebakaran menemukan korban di setiap lantai, banyak yang mengalami gangguan jantung dan pernapasan, kata Komisioner Damkar Daniel Nigro. Sebagian penghuni rusun tidak bisa lari menyelamatkan diri karena asap tebal, katanya seperti dilansir Associated Press.
Sebagian penghuni mengatakan awalnya mereka mengabaikan alarm asap yang berbunyi, karena bunyi alarm palsu (tidak ada insiden) kerap terjadi di bangunan rusun 120 unit itu, yang dibangun pada awal tahun 1970-an sebagai fasilitas perumahan harga terjangkau.
Lebih dari 60 orang terluka dan 13 orang dalam kondisi kritis di rumah sakit. Nigro mengatakan kebanyakan korban jatuh sakit karena menghirup asap tebal.
Petugas penyelidik mengatakan kebakaran dipicu oleh pemanas ruangan yang ada di lantai dua dan tiga bangunan setinggi 19 lantai tersebut.
Api sebenarnya tidak merambat jauh, hanya membakar satu unit dan lorong di sebelahnya. Namun, pintu menuju unit-unit rusun dan pintu menuju tangga yang seharusnya senantiasa tertutup justru dibiarkan terbuka. Akibatnya, kata Nigro, asap cepat menyebar ke seluruh bagian bangunan.
Aturan umum yang berlaku untuk rumah susun atau apartemen di New York City mengharuskan setiap pintu dilengkapi pegas sehingga dapat tertutup rapat dengan sendirinya. Tidak jelas apakah bangunan yang terbakar ini mengikuti aturan-aturan tersebut. Rusun terletak di daerah Bronx, yang dikenal sebagai salah satu kawasan paling kumuh dan miskin dan rawan kejahatan di New York City.
Sekitar 200 petugas damkar dikerahkan untuk memadamkan api di bangunan rusun yang terletak di East 181st Street itu pada pukul 11 siang waktu setempat.
Jose Henriquez, seorang imigran dari Republik Dominika yang tinggal di lantai 10, mengatakan alarm kebakaran gedung sering tiba-tiba berbunyi sendiri, tetapi ternyata tidak ada apa-apa yang terjadi. Oleh karena itu kemungkinan warga tidak mengindahkannya ketika alarm itu berbunyi di saat kebakaran benar-benar terjadi.
Anak-anak yang tewas berusia 16 tahun atau di bawahnya kata Stefan Ringel, penasihat senior walikota New York City.
Kebanyakan penghuni merupakan pendatang dari Gambia, Afrika Barat. Korban selamat diungsikan ke sekolah terdekat.
“Tidak ada jaminan alarm kebakaran berfungsi di setiap rumah susun, atau di area bersama,” kata anggota Kongres AS dari Partai Demokrat wakil daerah tersebut Ritchie Torres kepada Associated Press. “Kebanyakan bangunan ini tidak punya sistem penyemprotan air. Dan kawasan perumahan di Bronx jauh lebih rentan terhadap kebakaran besar daripada kawasan perumahan lain di kota (NYC),” imbuhnya.
Baik Nigro maupun Torres membandingkan tingkat keparahan api dengan kebakaran tahun 1990 di klub Happy Land, di mana ketika itu 87 orang tewas setelah seorang pria membakar rusun usai bertengkar dengan mantan pacarnya.
Korban jiwa dalam peristiwa hari Ahad itu merupakan yang tertinggi sejak peristiwa kebakaran Happy Land, selain serangan 11 September 2001.
Itu juga kebakaran paling mematikan di bangunan perumahan AS kurun beberapa tahun. Pada 2017 sebanyak13 orang tewas di sebuah gedung rusun, juga di Bronx, menurut data dari National Fire Protection Association.
Kebakaran itu terjadi setelah bocah berusia 3 tahun bermain-main dengan pemantik kompor. Api meluas juga disebabkan pintu ke arah unit rusun tidak bekerja dengan baik dan dibiarkan terbuka. Menyusul peristiwa itu peraturan berkaitan dengan keselamatan dan kebakaran gedung di New York City diubah. Di dalam aturan baru antara lain disebutkan bahwa petugas damkar diwajibkan memberikan edukasi keselamatan kebakaran kepada anak-anak dan orangtua.
Kebakaran hari Ahad itu terjadi hanya beberapa hari setelah 12 orang –termasuk 8 anak– tewas dalam kebakaran di sebuah rusun di Philadelphia.*