Hidayatullah.com—Perdana mentari Sudan yang baru Abdalla Hamdok hari Kamis (5/9/2019) mengumumkan jajaran kabinetnya, yang pertama setelah menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan antara sipil dan militer, menyusul dilengserkannya Omar al-Bashir dari kursi kepresidenan oleh militer pada bulan April.
Negara itu sekarang untuk pertama kalinya memiliki menteri luar negeri wanita, Asmaa Abdallah, dan ada tiga wanita lain di antara 18 menteri.
Jamal Omar, seorang jenderal, menjadi menteri pertahanan dan El-Trafi Idris Dafallah, seorang pejabat senior kepolisian, diangkat menjadi menteri dalam negeri.
“Hari ini adalah awal dari era baru,” kata Hamdok, seorang mantan ekonom di Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Prioritas dari pemerintahan ini adalah mengakhiri peperangan dan mewujudkan perdamaian berkelanjutan,” imbuhnya seperti dikutip BBC.
Ibrahim Ahmed El-Badawi ditunjuk sebagai menteri keuangan, dan tantangan terbesarnya adalah mengatasi kelangkaan mata uang asing, setelah kehilangan sebagian besar ladang-ladang minyaknya menyusul pemisahan diri Sudan Selatan tahun 2011.
Sejak Sudan kehilangan sebagian besar sumber utama devisanya itu, negara itu kesulitan mengimpor barang-barang kebutuhan pokok. Akibatnya, harga roti dan kebutuhan pangan lain meroket, sehingga memicu aksi demonstrasi menuntut Omar al-Bashir mundur dari jabatannya.*