Hidayatullah.com– Dua perempuan kakak-beradik asal Arab Saudi ditemukan tewas di atas tempat tidur mereka sebulan setelah kehilangan nyawa di Australia. Salah satunya diyakini banci, pria yang hidup dan berpenampilan layaknya wanita.
Mereka diketahui pernah menghadiri sebuah acara di Sydney pada bulan Januari. Dalam acara yang dikhususkan bagi kalangan banci itu mereka mengatakan bahwa kaum wanita gay “hidup dalam ketakutan” di Arab Saudi.
The Guardian melaporkan, kepolisian sedang menyelidiki apakah salah satu atau kedua kakak-beradik itu mengalami persekusi karena orientasi seksual mereka di Arab Saudi, kampung halaman yang mereka tinggalkan pada tahun 2017 untuk meminta suaka di Australia.
Jasad Asra Abdullah Alsehli, 24, dan Amaal Abdullah Alsehli, 23, ditemukan di atas tempat tidur di apartemen mereka di Canterbury pada 7 Juni. Mereka sudah tak bernyawa selama lebih dari sebulan ketika jasadnya ditemukan, kata polisi.
Tidak ada tanda-tanda cedera pada tubuh mereka atau tanda-tanda ada orang masuk ke apartemen secara paksa. Polisi mengakui bahwa mereka belum dapat menentukan penyebab kematian keduanya, lapor The Guardian Kamis (4/8/2022).
Kedua pemuda itu dikabarkan hidup menyendiri, karena mereka tidak banyak memiliki teman dan kenalan di Australia.
Seorang wanita muncul dan mengatakan pernah bertemu mereka di sebuah acara khusus perempuan banci awal tahun ini.
Wanita itu, yang tidak ingin identitasnya diungkapkan, mengatakan kepada The Guardian kakak-beradik itu tidak terlalu bergaul di pesta tersebut dan mengatakan kepadanya bahwa kalangan banci (homoseksual) mengalami penindasan di Arab Saudi.
“Mereka berdiri di pojokan, tampak malu-malu, karena itu saya mendekati dan mengajak mereka ngobrol,” cerita wanita itu.
“Mereka bilang bahwa mereka berasal dari Arab Saudi, dan kami ngobrol tentang kehidupan banci di sana. di Mereka mengatakan di sana wanita hidup dalam ketakutan dan khawatir akan keselamatan mereka, dan mereka bersyukur tinggal di Australia, di mana mereka bisa lebih bebas mengekspresikan diri.”
Keduanya, yang berpenampilan seperti wanita, sedang mengajukan perlindungan kepada Departemen Dalam Negeri Australia.
“Saya bertanya tentang kehidupan mereka di Arab Saudi dan apakah mereka baru-baru ini kembali ke rumah untuk mengunjungi keluarganya. Tetapi mereka tampaknya enggan menjelaskan secara rinci dan hanya memberikan jawaban singkat,” kata wanita itu.
“Saya mendapat kesan bahwa mereka sangat jarang keluar dan belum banyak menjelajahi Sydney, ” imbuhnya.
“Yang sangat menyedihkan adalah mereka ketika itu mengatakan kepada saya bahwa mereka sangat bersemangat untuk menghadiri acara seperti ini dan bahwa mereka siap untuk mulai menjelajahi Sydney lebih banyak. Mereka seharusnya aman di Australia,” tambahnya.
Polisi sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah menghubungi keluarga kakak-beradik itu di Arab Saudi, dan bahwa mereka bersikap kooperatif dan tidak dianggap sebagai tersangka.
Keduanya adalah pencari suaka di Australia dan sudah mendapatkan layanan pemukiman di Sydney, guna menjalani kehidupan yang baru. Apa yang menjadi alasan mereka mencari suaka tidak diketahui.
Para aktivis yang sering membantu orang Saudi mencari suaka di Australia mengatakan kepada The Guardian bahwa tidak mengejutkan apabila keduanya merasa perlu kabur dari Arab Saudi disebabkan orientasi seksualnya.
“Cukup banyak para pencari suaka asal Saudi di sini yang kabur disebabkan orientasi seksual mereka dan karena persekusi yang mereka alami, atau mereka tahu akan sengsara apabila mengungkapkan preferensi seksual mereka,”
Sekitar 75 wanita (atau yang mengaku wanita) Saudi diberikan visa perlindungan permanen di Australia kurun lima tahun terakhir.
Seorang pemilik rumah sewa mengatakan kepada The Guardian bahwa ibu dari kakak-beradik itu beberapa kali mengunjungi mereka antara 2017 dan 2019.
Mereka hanya memiliki beberapa teman saja selain seorang pria pacar dari salah satunya. Mereka hanya keluar rumah untuk berbelanja atau bekerja. Keduanya diketahui bekerja sebagai pengatur lalu lintas di sebuah perusahaan konstruksi.
Dalam laporan di media sebelumnya disebutkan bahwa diketahui salah satu dari kakak-beradik itu adalah banci, sedangkan satunya lagi tidak jelas apa orientasi seksualnya.
Pada Januari 2019, seorang di antaranya yang bernama Asra pernah mengajukan permohonan perintah penangkapan atas seorang pria karena melakukan tindak kekerasan. Namun, permintaan itu kemudian dicabut.
Apartemen dua kamar di mana kakak-beradik itu ditemukan pada 7 Juni sekarang sudah disewakan kembali dengan tarif $520 seminggu. Penawaran dilengkapi dengan keterangan bahwa di tempat itu pernah ditemukan dua mayat dan masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Namun, ditegaskan pula bahwa tempat itu bukan lokasi kejadian kejahatan dan tidak berpotensi membahayakan penghuninya.*