Hidayatullah.com– Salman Rushdie sudah dilepaskan dari alat bantu pernapasan ventilator dan dapat berbicara lagi, sehari setelah ditikam pada hari Jumat.
Rushdie, 75, diserang saat berbicara di acara festival literatur Chautauqua di negara bagian New York, Amerika Serikat.
Agennya, Andrew Wylie, mengkonfirmasi berita itu ke media AS, tetapi sebelumnya dia mengatakan Rushdie Kemungkinan akan kehilangan satu mata, lansir BBC Sabtu (13/8/2022).
Hadi Matar, 24, pemuda kelahiran AS dari keluarga imigran Libanon pendukung kelompok teroris Syiah Hizbullah dituduh berlari ke atas panggung dan menikam Rushdie setidaknya 10 kali di bagian wajah, leher, dan perut.
Setelah serangan itu, Wylie mengatakan bahwa Rushdie menderita kerusakan saraf di satu lengan, kerusakan pada liver dan kemungkinan akan kehilangan matanya.
Beberapa penulis dan cendekiawan mengungkapkan kelegaan mereka di Twitter saat mengetahui novelis itu sekarang dapat berbicara.
Michael Hill, presiden Chautauqua Institute tempat serangan itu terjadi, juga menuliskan kabar itu di Twitter.
Henry Reese, yang dijadwalkan akan mewawancarai Rushdie dalam acara itu, menderita luka ringan di bagian kepala. Dia adalah salah satu pendiri Chautauqua Institute,
organisasi nirlaba yang menyediakan perlindungan bagi para penulis yang mengalami persekusi.
Sebelum serangan itu, Rushdie sedang bersiap untuk memberikan pidato tentang bagaimana AS menjadi surga bagi para penulis yang diasingkan di negeri asalnya.*