Hidayatullah.com– Pemerintah Amerika Serikat menuduh bekas pilot marinir Amerika Serikat Daniel Duggan menerima bayaran uang lebih dari $100.000 untuk melatih pilot-pilot tempur China mendarat di kapal induk.
Dalam dakwaan yang diajukan di US District of Colombia, warga naturalisasi Australia itu menerima 12 kali pembayaran $9,900 atau $9,500, dengan kuitansi yang kebanyakan menyebutkan “pelatihan pengembangan pribadi”, lansir The Guardian Selasa (3/1/2023).
Dakwaan tersebut mengatakan pembayaran dilakukan oleh sebuah perusahaan China yang tidak disebutkan namanya, yang menurut pemerintah AS, “memperoleh peralatan militer dan data teknis untuk pemerintah dan militer RRC (Republik Rakyat China)”.
Dalam penjelasan dakwaan, Duggan disebut menegosiasikan syarat dan ketentuan jasa yang akan diberikannya dalam sebuah email bertanggal September 2012, saat berada di China, dan mengaku berharap anak-anaknya akan menikmati hasil kerjanya.
Duggan, 54, dituduh memberikan pelatihan militer kepada pilot-pilot China di sebuah akademi uji terbang di Afrika Selatan yang mengharuskan para guru memiliki “pengetahuan dan pengalaman dalam penerbangan angkatan laut yang memenuhi standar NATO”.
Dikatakan pula Duggan bernegosiasi langsung dengan seorang berkewarganegaraan China untuk memberikan jasa tambahan kepada sebuah entitas milik negara China.
Jasa itu termasuk evaluasi pilot militer yang dilatih, pengujian peralatan yang berkaitan dengan penerbangan angkatan udara, pengetahuan tentang instruksi berkaitan dengan taktik, tehnik dan prosedur yang berkaitan dengan lepas landas dan pendaratan pesawat di atas kapal induk, papar isi dakwaan.
Baik Duggan maupun orang-orang yang bekerja sama dengannya tidak memiliki izin dari pemerintah AS untuk memberikan jasa pertahanan kepada negara asing, bunyi isi dakwaan.
Duggan menghadapi empat dakwaan, termasuk konspirasi untuk menipu Amerika Serikat dengan konspirasi untuk secara tidak sah mengekspor layanan jasa pertahanan ke China, konspirasi pencucian uang, dan dua tuduhan melanggar undang-undang ekspor senjata dan regulasi perdagangan senjata internasional.
Duggan ditangkap oleh kepolisian federal Australian di wilayah New South Wales pada 21 Oktober 2022 atas permintaan FBI.
Pada bulan Desember, pemerintah Australia menyetujui permintaan ekstradisi Duggan ke AS untuk menghadapi dakwaan hukum.
Pengacaranya, Dennis Miralis, bulan lalu mengatakan kliennya membantah telah melanggar hukum apapun baik itu hukum di AS, Australia maupun hukum internasional.
Otoritas AS meyakini Duggan, yang juga dikenal dengan sejumlah nama yaitu Ding San Xing, Din San Qing, DSQ atau Ivan, memberikan jasa “aviasi di China”.
Dokumen yang ada menunjukkan bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengirim email kepada Duggan paling dini pada 2008 untuk memberitahukan bahwa dia perlu mengajukan permohonan untuk mendapatkan otorisasi tertulis untuk memberikan pelatihan kepada angkatan udara negara asing.
Pada Desember 2010, otoritas AS menuduh pemilik bisnis asal China tersebut menyatakan Duggan akan memberikan presentasi bertajuk “Personal Development Training: The Fighter Pilot’s Guide to Mission Success”. Beberapa pekan setelah acara itu dia disebut menerima pembayaran $9.500.
Duggan juga dituduh pada Maret 2011 memberikan jasa asesmen yang mengkaji aspek-aspek program pelatihan kapal induk China dan pelatihan penerbangan yang berkaitan dengannya. Setelah jasa itu diberikan dia memperoleh bayaran satu bulan kemudian.
Dalam dakwaan Duggan dan 8 individu lain yang tidak disebutkan namanya terlibat dalam pemberian jasa pelatihan militer kepada pilot-pilot China. Salah satu dari mereka adalah seorang bekas anggota US Navy.
Beberapa dari tertuduh disebut menggunakan informasi palsu untuk mendapatkan sebuah pesawat latih T-2 Buckeye dari AS untuk dipergunakan dalam pelatihan di Afrika Selatan.
Duggan merupakan warga negara AS sampai suatu waktu di tahun 2012 ketika dia memperoleh kewarganegaraan Australia, karena itu dia masih bisa diadili berdasarkan hukum AS untuk tindakannya di China dan Afrika Selatan ketika masih berkewarganegaraan AS, menurut Donald Rothwell, profesor hukum internasional di Australian National University, lansir The Guardian Selasa (3/1/2023).
Penangkapan Duggan tersebut berbarengan dengan peringatan dari Australia dan Inggris perihal tawaran menggiurkan bagi para bekas pilot militer asing untuk melatih pilot tempur China.
Istri Duggan, Saffrine Duggan, menyebut tuduhan terhadap suaminya sebagai ketidakadilan bermotif politik dan bahwa suaminya merupakan korban dari pertikaian politik antara pemerintah Amerika Serikat dan China.*