Hidayatullah.com—-Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki “tidak akan mungkin” mempertimbangkan secara positif rencana perdamaian Timur Tengah senilai 50 miliar dolar AS oleh Amerika Serikat, menurut laporan lembaga penyiar NTV, Senin (1/7).
Gedung Putih pekan lalu memaparkan rencana ekonomi Timur Tengah senilai 50 miliar dolar AS, yang akan dijadikan dana investasi global untuk mengangkat perekonomian Palestina dan negara-negara tetangga Arab.
Dana tersebut juga untuk membiayai koridor transportasi senilai 5 miliar dolar AS, yang menghubungkan Tepi Barat dan Gaza.
Berbicara di hadapan awak media seusai KTT G20 di Osaka Jepang, Erdogan juga mengatakan bahwa para pemimpin Rusia, Iran dan Turki akan menggelar KTT pada Juli guna membahas sejumlah perkembangan di Suriah, demikian NTV.
Sebelumnya, Dubes Palestina untuk Turki Faed Mustafa memelesetkan lokakarya Manama baru-baru ini sebagai sebuah “Kebohongan Besar Abad Ini’.
“Lebih dari 2 tahun mereka bicara soal sebuah kesepakatan yang disebut Kesepakatan Abad Ini. Namun kami menyebutnya ‘Kebohongan Terbesar Abadi Ini,’” katanya di hadapan publik di Provinsi Eskisehir, barat laut Turki dalam sebuah aksi unjuk rasa mengutuk kehadiran Negara Arab di lokakdaarya tersebut.
“’Deal of The Century’ adalah sebuah kesepakatan mencurigakan, yang bertujuan untuk mempertahankan koloni dan pemukiman-pemukiman ilegal Zionis di tanah Palestina, serta menjadikannya sebagai bagian dari Israel,”lanjut Mustafa.
Palestina menolak proposal perdamaian yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atau Deal of The Century (Kesepakatan Abad Ini) dengan menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk.
Proposal perdamaian Palestina-’Israel’ dengan bentuk proyek ekonomi yang diajukan AS dalam Konferensi Bahrain di Kota Manama (25-26 Juni 2019), dinilai hanya mengungtungkan ‘Israel’ dan merugikan Palestina itu sendiri. *